Rabu, 24 Desember 2008

Xmas's Eve

I spent of my time at the office, especially this end of year moment. Not like years behind, this year keeps everybody even busier. No one talking about going away for holiday. Even on xmas's eve, I still there, busy with my so called duties. I called my boss on the phone, updated her all day progress, reminded her that I am taking my two days off, and wishing her a merry xmas. I walked around the office wisheng them merry xmas and shutted down my computer.

Thinking what I am going to do tonite...

My brother went to the church with his office mates. A friend called me to have xmas dinner together. I said yes. It was nice evening, with some friends.

I stopped by at my brother apartment, wishing him was there, so I will have a nice family xmas moment. But he is still out with his friends. Staying there, alone, made me sad. I decided to drive again. Has no place to go actually. The road is empty. Most of people must be spending time at home with their family. So I headed home directly.

I lost my heart. Feels so strange. Xmas's eve.

Senin, 22 Desember 2008

Be honest atau what the heck...

Saya pernah mencintai seseorang. Sepenuh hati saya. Walaupun akhirnya kami berpisah, saya tetap menyayanginya. Masih sepenuh hati saya, tapi dalam format yang berbeda.

Ketika saya sakit, dirawat, atau ketika saya berhasil dalam sebuah usaha, saya masih memberitahunya. Begitupun dengan dia. Bahkan ketika dia memutuskan menikahi seseorang dan dia akhirnya mempunyai anak, dia memberitahu saya. Kami dahulu bersahabat dan kami masih menjalaninya sebagai sahabat.

Tidak ada perjanjian tertulis untuk saling mengupdate. Hal ini berjalan saja secara natural.

Sahabat saya yang lain bernasib kurang baik menurut saya. Walaupun dia bersikeras kalau dia baik2 saja. Hubungan percintaannya bagai tiada putus keriaan. Party bersama, traveling bersama, bahkan memutuskan untuk tinggal bersama. Dilakukannya hanya dalam hitungan 3 bulan sejak mengenalnya. Lalu conflict bermunculan. Sahabat saya sampai berurai air mata menghadapi pertengkaran itu. Lalu setelah mereka berdamai, mereka masih melakukan traveling lagi selama 2 minggu. Betapa indah hubungan itu.

Saya termasuk orang yang menyatakan dengan jujur bahwa saya tidak suka pacar sahabat saya. Tidak bisa saya jelaskan karena apa. Hanya saya tahu ada yang salah dengan orang ini. Tapi sebagai sahabat yang baik, saya tidak ingin merusak keindahan hubungan mereka. Saya hanya bertanggungjawab menjaga dan mengamati perkembangannya. Karena satu saat nanti saya merasa sahabat saya akan memerlukan orang untuk menolongnya.

Sekitar 7 bulan setelah usia tinggal bersama mereka, akhirnya mereka bubar. Terlalu banyak ketidak cocokan diantara mereka kata sahabat saya. Tepat 2 minggu kemudian, mantan pacar sahabat saya menikah dengan orang lain dan merayakannya dengan gemerlap di gedung mewah.

Saya kaget bukan kepalang. Mana ada sebuah resepsi pernikahan dapat disiapkan dalam waktu dua minggu. Kasihan sahabat saya. Bahkan setelah pernikahan, mereka masih bertemu dan mantan pacarnya tidak memberitahukan sepatah katapun tentang pernikahannya.

Entah apa nama dari bentuk penyimpanan informasi ini. Entah apa tujuannya. Entah kenapa pula dia memacari sahabat saya dan saat yang bersamaan sedang menyiapkan pernikahan. Entah apa yang dicarinya. Entah kah hanya sex addict atau love junkie seperti yang disebut2nya. Love supposed to be coming with respect and care. Not deceitful. Semoga dia tidak menyakiti pasangannya yang baru dinikahinya. Semoga dia berhenti menambah luka hati orang tuanya. Atau dia akan menuai karmanya...

Sabtu, 20 Desember 2008

Malaikat yang memberi, tanpa mengharap kembali

Pernah denger quotation seperti ini "Treat People the Way You'd Like People to Treat You" ? Very popular I bet. Bertahun2 saya percaya dengan konsep tersebut. Saya memperlakukan orang lain dengan baik, sebagaimana saya ingin diperlakukan oleh orang lain. Jika ada teman yang susah, saya sebisa mungkin menolong, karena siapa tau kalau saya kesusahan nanti, saya butuh pertolongan nya.

Ibu saya pun terus menerus mem brain-washed saya dengan kalimat2 serupa, "pergilah bezook temen kamu yang sakit, kalo kamu sakit nanti, kamu pasti akan senang kalo teman kamu datang". Ibu saya pun akan menyiapkan segala macam untuk saya bawakan untuk teman saya yang sakit itu.

Kenyataan tidak selamanya seperti scenario yang kita ciptakan. Disaat saya terkapar sakit, apakah ada yang datang membezook ? Jawabannya : tidak satupun dari teman2 saya yang saya anggap dekat. Justru hanya teman2 yang saya anggap 'biasa' yang datang berkali2 dengan susah payah menjangkau area rumah saya yang termasuk dipinggiran kota. Susah dijangkau karena teman saya yang 'biasa' itu hanya memiliki motor saja. Teman 'biasa' saya yang lainnya menunggui saya menjalani berbagai proses menyakitkan di RS.

Lalu kemana kah teman2 dekat saya? Entah ada keriaan apa, serentak sontak mereka semua ada sesuatu yang lebih penting. Ada pekerjaan yang tidak bisa ditunda, ada acara keluarga yang sangat mendesak. Project yang tiada kunjung usai. Ya, sampai hari ini saya sakit sudah mencapai hitungan 14 bulan. Sepanjang itukah kesibukan mereka? Maaf saya jadi sinis.

Ibu saya berkata, "Disini kamu belajar siapa sebenarnya temanmu".

Sewaktu seorang teman sakit, saya selalu meluangkan waktu sepulang kerja untuk menghampirinya. Berusaha membuatnya nyaman, menjaganya. Padahal saat itu sayapun sedang tidak terlalu sehat. Tetapi compare to dia, saya masih lebih kuat. Bagi saya, sesedikit apapun waktu yang ada bisa saya siasati. Yang penting saya punya niat baik. Menolong sesama tanpa diminta.

Berhubung saya manusia biasa, saya sangat mengharapkan perbuatan baik sebagai balasan kebaikan saya. Saya bukan malaikat, yang memberi tanpa mengharap kembali.

Sabtu, 13 Desember 2008

Confirmed

Sore tadi, saya sedang sangat lelah karena sejak kemaren sampai hari ini saya diare lebih dari 13 kali. Cellphone saya berbunyi. Saya mencoba meraih nya. Dan saya melihat di display namanya. "Hallo? Jadi pergi kawinan di GH?". Saya menjawab dengan, "I don't know, I am not very well rite now. Nanti aku kabarin kalau jadi".

Seemed like nothing happened between us last night. As I get better, then I get ready to go to Dharmais for visiting little friends to celebrate Xmas. Selesai itu, saya pergi ke rumahnya. Dia tidak bisa saya hubungi. Saya tidak mau meng high lite ini. Saya kirimkan sms saja, bahwa saya ke rumahnya. Saya memang punya kunci.

Saya kaget sekali melihat rumahnya yang berantakan. Kotor. Ini bukan dia. Dia adalah orang yang teratur dan bersih. Telapak kaki saya sampai hitam oleh debu lantai. Kepala tempat tidur saya sentuh, kotor juga. Tempat tidur juga belum dirapikan. Saya meletakkan tas saya, lalu saya pergi ke supermarket untuk membeli peralatan bersih2. Sore itu saya putuskan tidak pergi ke kawinan. Saya membersihkan rumah saja. Saya mersa sangat kasihan sama sahabat saya ini. Entahkah dia terlalu sibuk atau apa sampai dia tidak mengurus rumahnya.

Malam itu dia kembali ke rumah untuk menjemput saya karena kami akan pergi keluar dengan teman2 lain. Sepanjang perjalanan dimobil, kami tidak banyak bicara. Saya berusaha relax dan melupakan pertengkaran kemaren. Tapi tetap kaku. Malam itu dia aneh sekali. Saya sempat kesal lagi dibuatnya. Saya coba abaikan saja. Toch saya pun sudah tahu, saya sudah kehilangan sahabat saya dari kemaren.

Walapun sepanjang sore tadi kami berbincang melalui telpon beberapa kali, dan semua seemed nice, tetap saja ketika bertemu muka, dia kembali tidak bersahabat. I was so tired dan mengantuk. He let me drive home alone and went home with other friends. Without asking whether I am alrite or not like he used to say. He spoke nicely to others, but not to me. It confirmed everything then.

No more tomorrow.

Jumat, 12 Desember 2008

When convincing might be too late

He sent a text. I didn't reply. I didn't know what to write to him anymore. So put away my cellphone. I went to bed. But I couldn't sleep. I feel so sad.

After about 2 hours later, I received a text "you were called by 08118XXXXXX" and then again and again. Must be there was bad signal in my bedroom. I didn't try to call him back.

Right by midnite, he finally reached me. He tried to convince me why he reacted like yelling and stuff to me. Nothing personal. Yeah, right. I told him my words. He didn't hear me. I don't feel like to argue anymore. So I just said, ya ya ya. He hang up the phone. I got back to my bed.

I don't know whether I cry because I am losing him, or I cry because he treated me bad. I have no idea. About 30 minutes later again I receive text from him, still want to convince me.

I pull my blanket, tuck myself in. I don't feel like to reply his text or call him back. I just want to sleep.

Sahabat yang tak lagi bersahabat

I was born dengan multi talenta. The best talent is I read people like I read an open book. Some think it's hanya asumsi saya saja. Yang lain terheran2 dengan pernyataan saya.

Dalam hubungan dengan manusia, selain mengamati object diluar saya, saya pun paham benar situasi diri saya. Walau saya mencoba mengelabui, tapi saya tahu apa yang sedang berlangsung.

Sudah lebih dari satu minggu, sahabat saya merespon dengan tidak bersahabat. Saya tahu pasti ada sesuatu. Tapi saya mencoba mengelabui pikiran saya. Saya melakukan mind manipulation. Saya anggap, itu hanya perasaan saya saja yang sedang membutuhkan banyak perhatian dan dia tidak dapat memberikan karena kesibukannya. Setiap text message, setiap call, setiap misscalled...nada sebal kental sekali hadir dalam respon disana. Kata2 nya selalu berbumbu pedas. Saya mengkonfirmasi perasaan sensitif itu langsung kepada nya. Dia mengatakan itu hanya perasaan saya. Saya pun menyetujui itu sambil berpikir bahwa ini bukan phase sentif saya.

Akan tetapi, hari ini, kata2nya telah membuat air mata saya berderai. Saya sampaikan sekali lagi padanya. Jika ada yang salah dari bahasa saya, mohon saya diberitahu dan dimaafkan, karena nothing I have done to hurt his feeling in purpose. Again dia tidak mengakuinya.

Baiklah, saya sudah mencoba. I have tried darling. But seems you don't want to talk. Ignorance. That's what I can see.

Me re flash back, you told me what way I should take to deal with you. During office hour, you prefer me to call you with ''are you busy?". If no, then we continued the conversation. If yes, then you will call me back.

Cara itu saya gunakan terus. Sampai tiba2 sahabat saya mengatakan, "kalau mau bicara, langsung aja, ga usah pake nanya2 lagi sibuk atau tidak". Disampaikan dengan nada kesal. Karena menurutnya, saya hanya berasumsi dia sedang sibuk. Sayapun mengikuti kembali maunya. Intinya saya menyadari kegagalan bahasa saya, kekacauan cara saya berkomunikasi. Jadi saya setuju dengan cara barunya, karena saya ingin mempunyai komunikasi yang baik dengan sahabat saya.

Hari ini, saya pun langsung memanggilnya melalui YM, langsung tanpa basa basi menanyakan dia lagi sibuk atau tidak. Saya melihat sign di status YM nya. Tidak idle, artinya dia sedang ada di depan computernya. Tapi dia tidak menjawab saya. Begitu panjang message saya. Saya kembali memanipulasi pikiran saya dengan anggapan dia sedang sibuk, dan computernya sedang digunakan oleh orang lain. Ketika waktu berlalu dan saya semakin penasaran, saya menghubunginya melalui telpon,dan dia menjawab bahwa dia sedang main game. Jadi dia tidak sibuk, tapi tidak pula menjawab text saya.

Hari ini, respon sahabat saya untuk kalimat2 saya telah menyakitkan hati saya. Sahabat saya sudah tidak bersahabat lagi terhadap saya. Dan saya tidak tahu ada apa dibalik itu. Bagi saya, come and slap me if I'm wrong. Saya tidak terbiasa dengan cara nada kasar dan marah2.

Mungkin sahabat saya sudah memilih jalan lain yang lebih sesuai baginya, dimana jalan saya sudah tidak sesuai untuknya. Atau mungkin ada sahabat baru untuknya yang lebih cocok dengan nya. So long buddy. Someday, I will still be here, to hold your hand again when you need me.

Minggu, 16 November 2008

Komitmen yang menyakitkan

Kalo di hitung2, jumlah lelaki yang ada dalam hidup ku, rasanya semua jari2 tangan dan kaki ga bakal cukup juga. 'Lelaki dalam hidup ku' tidak berarti lelak yang pernah akau kencani. Ini termasuk ayah, adik, om, sepupu laki2, sahabat, kakek dan lain2 yang memberi warna dalam kehidupanku baik secara langsung maupun tidak langsung.

Hubungan dengan laki2 gampang2 susah. Begitu pula claim sebaliknya yang disebutkan oleh laki2. Ibuku adalah wanita super yang dapat bertahan dengan sangat baik dalam hidup menghadapi suaminya (ya, ayahku). Tetapi hal ini pula lah yang membuatku tidak ingin menikah. Aku tidak ingin menjadi orang seperti Ibuku. Aku sadari, product masa Ibuku memang di didik demikian dalam menghadapi suami. Berbeda dengan wanita di usia ku. Tentu banyak sudah persamaan hak dan kompromi dalam hubungan berumah tangga.

Namun demikian, begitu banyaknya kejadian nyata di sekelilingku. Seorang teman tidak ragu untuk meniduri pacar orang, teman yang lain tetap maen perempuan lain padahal dia kukenal sebagai laki2 yang sangat setia.

Didunia profesional yang sangat terhormat dilingkungan kerjaku, aku berkali2 terkaget2 ketika dalam sebuah business trip mendapati teman2 ku yang telah menikah dengan santai menikmati pasangan orang lain. Sampai mual aku dibuatnya.

Aku bukan perempuan suci. Tapi aku sangat memegang teguh bonding. Even itu dalam formasi pacaran. Apalagi jika itu pernikahan. Selama aku hidup sendiri dan tidak merugikan orang lain, aku tidak keberatan dengan bentuk hubungan saling memuaskan satu sama lain tanpa ikatan. Aku bahkan tidak keberatan menjadi f**k-buddy dengan sahabat ku. Selama masing2 dari kami tidak memiliki hubungan dnegan orang lain.

Seorang teman yang tidak pernah siap berkomitmen, memanfaatkan kelemahan perempuan2 punya pasangan yang tergila2 padanya. Dengan dalih bukan dirinya yang meminta, tetapi mereka yang menyerahkan diri. Mungkin mereka tidak percaya karma. Bagaimana jadinya jika hal ini dilakukan orang lain pada sodara perempuan mereka, atau pada anak2 perempuan mereka kelak.

Aku memilih untuk tidak menyakiti siapapun. Aku memilih untuk tidak berkomitmen.

Rabu, 05 November 2008

I dream of diversity

Seorang teman baru menyapa, dan dia menyebutkan namanya. Aku membalas nya. Lalu dia bertanya, "kamu dari mana?" . Berhubung saya dari kost, maka saya jawab, saya dari kost. Dia tertawa, dan kembali bertanya, "maksud saya, kamu orang mana?" . Sambil tertawa kecil karena merasa bodoh, saya pun menjawab, "Cempaka Putih Timur". Teman baru saya langsung terbahak2. Terus terang saya bingung, tapi saya ikut tertawa bersamanya.

Hari itu saya menerima banyak pertanyaan yang sama dan reaksi yang sama terhadap jawaban saya, beberapa meng klarifikasi dengan, "ooh kamu orang betawi? orang jakarta?

Setelah mencoba mencari penjelasan dari teman yang saya percaya, akhirnya saya mengerti maksud pertanyaan mereka :"Kamu aslinya dari suku apa?"

Sangat aneh bagi telinga saya. Saya yang tinggal di lingkungan multikultural sejak kecil, tidak pernah mempertanyakan asal usul teman2 dan tetangga saya. Apalagi dikala perkenalan pertama. Apakah kesukuan begitu pentingnya untuk dipertanyakan? Saya mencoba flash back ke masa saya tinggal di lingkungan LNG Arun. Teman2 saya bermacam rupa, berbagai warna kulit, matanya ada yg segaris, ada yang besar, ada yang matanya biru, abu2, dan berambut pirang. Tidak pernah saya atau pun mereka mempertanyakan suku mana aslinya mereka. Bagi kami saat itu, semua adalah teman, walau kami berantem juga sesekali (Scott yang pernah melempar bola basket ke muka saya dan membuat bibir saya pecah berdarah). Kami menyadari kami berbeda, tapi tidak membesar2kan perbedaan itu.

Dalam pementasan budaya sekolah, tidak semua orang membawakan tarian atau baju daerah asal orang tua nya. Saya masih ingat saya memakai baju national Korea, sedangkan teman saya yang dari Manado memakai pakaian adat Aceh, dan teman lain yang dari Kalimantan menggunakan pakaian adat dari Bali. Tidak ada daerahisme yang berlebihan.

Beberapa tahun yang lalu, teman2 dari dunia kerja menambah kepusingan saya. Selain mereka mempertanyakan asal usul daerah asli saya, mereka kerap bertanya, "agama lo apa?". Gees! Bagi saya agama adalah sesuatu yang sangat pribadi, personal, individual. Akan tetapi, kali ini saya lebih diplomatis menjawab pertanyaan tersebut,"kenapa kamu ingin tahu agama saya apa?" Teman saya menjawab, "hanya ingin tahu". Dan saya pun tidak memberitahu.

Sebegitu pentingnya kah tau agama orang lain dalam hal pertemanan. Jika seseorang beragama Kristen, dan yang lain beragama Budha, lalu tidak jadi berteman?

Seseorang dengan pikiran yang sangat dangkal suatu hari men judge saya dan mengatakan seperti ini, "lo pasti akan lebih menolong orang Aceh dari pada orang Medan dong, sama seperti gw yang akan lebih menolong orang Banten dari pada orang Ambon".

No way! Saya tidak menolong orang, berdasarkan kesamaan daerah asal. Jelas2 saya akan menolong teman baik saya yang sedang kesusahan walaupun dia itu Chinese, dari pada saya menolong seseorang yang saya tidak kenal sama sekali walopun asalnya dari Aceh. Get real man! Percaya kan kalo saya bilang orang ini dangkal sekali.

Sampai sekarang, saya masih memimpikan hidup di dunia yang berwarna warni. Kita terlahir dengan ras dan warna kulit, rambut, mata yang tidak bisa kita pilih. Dan tidak ada satupun jenis yang lebih baik dari jenis yang lain. Yang penting adalah cara kita berhubungan satu sama lain dan menghargai perbedaan itu. Kapan ya...semua mimpi itu terwujud?

Minggu, 02 November 2008

Laki2 dan Perempuan

Banyak orang menyuarakan persamaan hak untuk laki2 dan perempuan. Walopun saya ini bukan seorang feminis, tergelitik juga untuk menuliskan sesuatu tentang kesetaraan gender. Ya, setara. Bukan lebih unggul.

Saya dibesarkan dalam keluarga agamis yang moderat. Orang tua saya sangat menekankan agama itu penting dan kita wajib melakukan tuntunan yang ada. Walaupun dalam agama yang diwariskan kepada saya itu posisi wanita selalu berada dibawah posisi laki2, tidak demikian halnya orang tua saya mengajarkan kami anak2 nya. Orang tua saya selalu mengajak anak2 nya untuk berolah raga. Olahraga pertama yang saya kenal adalah berenang. Saya sangat menikmati itu. Lalu saya dikenalkan pada sepakbola. Saya juga sangat suka. Bagi sebagian orang, sepak bola adalah olah raga laki2. Tidak bagi keluarga saya. Olah raga harusnya tidak mengenal batasan gender. Waktu saya mulai diajarkan menyetir motor, orang tua saya pun mengajarkan saya cara merawat motor tersebut. Saya dikenalkan pada semua onderdilnya, sampai bagaimana mengganti busi.

Bukan maksud orang tua saya membentuk anak perempannya menjadi laki2. Karena dalam saat bersamaanpun, saya dilibatkan dalam kegiatan belanja sayur mayur, mengolahnya sampai menghidangkannya. Mencuci perangkat masak, peralatan makan, menata meja, sampai cara mengangkat cangkir ketika menghidangkan minuman kepada tamupun saya diajarkan.

Hal itu pula yang ingin saya ajarkan pada anak2 saya nanti. Tidak ada istilah 'itu kerjaan perempuan' dan 'itu kerjaan laki2'. Lakukan. Jika tidak mampu karena berbagai keterbatasan, minta tolong lah dengan baik.

Disanalah saya meletakkan kesetaraan laki2 dan perempuan. Dalam tanggung jawab dan pekerjaan. Tidak lebih tidak kurang.

Beberapa teman perempuan mempunyai pendapat berbeda. Iam fine with it. Semua orang boleh mengemukakan pendapatnya. Bagi mereka, lelaki lah yang bertugas mencari nafkah. Perempuan menikmati. Uang suami adalah uang istri juga. Dalam posisi si istri bekerja juga, maka uang istri adalah hanya uang istri (bukan milik suami).

Bagi saya, saya tidak akan merongrong orang yang saya cintai. Membuat dia kelelahan mencari nafkah sedangkan saya tinggal menikmatinya. Hati saya tidak mampu melakukannya. Mari kita cari bersama dan nikmati bersama.

Seorang teman menceritakan bagaimana dia menggaet lelaki yang kini menjadi suaminya. Saat itu ia merasa sudah sampai di usia yang dipatoknya sudah harus menikah. Jadi dia tidak menyia2kan waktu nya lagi. Segala usaha dilakukannya sampai si laki2 bertekuk lutut dan akhirnya mereka menikah dalam 6 bulan. Bagi saya, itu sensasional. Karena saya si penganut paham kesetaraan tidak akan melakukan hal itu. Itu suatu langkah yang berlebihan bagi seorang perempuan seperti saya. Bagi saya, perempuan menunggu saja.

Dilain waktu, seorang teman terlihat sangat takut dan tunduk pada pacarnya. Teman saya laki2. Dia mengatakan itu bukan takut, tapi sayang. Yang saya lihat adalah dia seperti kerbau yang ditusuk hidung nya dan diarahkan kemanapun sipacar mau, dan dia tidak memberikan argumen apapun, walaupun dia tidak setuju. Saya sebagai perempuan, tidak akan mau mempunyai hubungan dengan laki2 yang secara mental, wibawa, dan pendapatannya dibawah saya. Karena saya mau laki2 saya mempunya pridenya sendiri, dan dia mampu mengatur saya (dengan sayang).

Jadi, jika saya punya anak perempuan nanti nya, selain hal2 yang 'dianggap normal' saya akan ijinkan dia untuk jadi pelaut, saya akan ajarkan dia bermain bola. Dia harus bisa mengganti bola lampu, memperbaiki saluran yang mampet. Tapi saya akan tegur dia jika dia pergi ke rumah laki2 untuk mengejar2 laki2. Itu akan terlihat murahan.

Kalau anak saya laki2, diapun harus bisa memasak. Bukan untuk memasak bagi orang lain. Paling tidak, dia bisa memasak untuk dirinya sendiri jika istrinya sedang sakit atau bertugas keluar kota. Jadi tidak menjelek2an istrinya dan curhat kepada perempuan lain yang akhirnya jatuh hati karena sepiring nasi goreng yang dibuatkan oleh perempuan itu.

Disana lah kesetaraan bagi saya. Tidak lebih, tidak kurang.

Sabtu, 01 November 2008

Kita

Kebersamaan, pertemuan dan aktifitas rutin yang kita lakukan bersama sedikit banyak mempengaruhi kualitas pertemanan kita. Sejak hari pertama kita bertemu, entah ada magnet apa diantara kita, kita langsung tertarik satu sama lain. Sebulan sejak perkenalan, kita memutuskan untuk tidur bersama (means : berbagi ranjang, bercerita sepanjang malam, lalu telelap menjelang pagi). Kamu sempat bertanya "what if I am pshyco?". Aku hanya membalas dengan, "kalo ternyata yang pshyco itu saya gimana?". Pertanyaan mu itu logis saja, karena saya dengan beraninya menerima kamu, orang baru, untuk bermalam di rumah saya, di kamar saya, dan berbagi ranjang dengan saya. Dan hanya ada kamu dan saya di dalam rumah.

Lalu kita mengalami ups and downs dalam hubungan. Ada kalanya hubungan kita semanis madu yang kamu berikan dalam botol 2,5 liter dan harus saya minum pagi dan malam. Ada waktunya pula hubungan kita bagai kucing dan anjing. Kita berdua memaknai hubungan tersebut sebagai lahan untuk saling mengenal karakter masing2, untuk bisa berkompromi, menghargai dan mencari jalan keluar dari komunikasi kita yang terbentur bahasa.

Satu hal yang pasti : kita tidak pernah give up on each other.

Menangis dan tertawa bersama. Mendukung, mengingatkan, menjaga. Menyayangi dan mencintai.

Ketika harus terabaikan karena perubahan prioritas, kita berdua terdiam. Menangis sendiri. Pernah ada keinginan untuk melepaskan, tapi ternyata kita tidak bisa. Entahkah itu egoisme yang tidak bisa sendiri atau karena berdua artinya kita utuh. Tingkat ketergantungan kita sudah sangat tinggi.

Tahun2 berlalu. Memegang bahu kini menjadi memeluk tubuh, memegang lengan kini menjadi menggenggam tangan. Ada bantal yang tadinya kita letakkan ditengah2 ranjang sebagai batas teritori tak tertulis, sekarang bantal itu kita pakai berdua dan kita hanya memakai satu sisi ranjang untuk tidur. Tangan tetap saling menggenggam erat dalam tidur. Tubuh merapat untuk memastikan tidak ada yang pergi meninggalkan yang lain.

Hubungan kita semakin relax dan semakin baik. Tidak ada pertengkaran besar seperti dulu. Salah paham dan merasa menjadi prioritas kedua masih terjadi, tetapi pelukan dan ciuman setiap hari meyakinkan kita, bahwa kita penting bagi satu sama lain. Rasa cinta dan sayang tidak selalu dalam bentuk membelai dan kata2 manis yang memabukkan. Dan tidak perlu pula ditunjukkan kepada dunia untuk pengakuan dan pengukuhan. Rasa cinta dan sayang kita ada di dalam hati dan perasaan kita.

Ketika orang bertanya tentang kita, kita hanya menjawab dengan senyuman.

Jumat, 24 Oktober 2008

I Thank God for Sending You

The day I met you ... I still remember
simple hello/helping hand/warm heart/big smile

The time we get to know each other ...
sadness/happiness/crying/laughing/
chatting/talking/ fighting/argueing/forgiven/

Today ...
sweet lips/big arms/wide chest

Meeting you was a fate, Becoming your friend was a choice, but Falling in love with you is totally out of my control

Kamis, 23 Oktober 2008

Harus ya bo, gw ketemu lo lagi?

Seorang mantan teman kerja, yang dipecat dari perusahaan dengan tidak hormat, entah karena ada angin apa yang berhembus akan menjadi atasan saya di tempat kerja baru.

Sama aja dengan nightmare, dan saya berusaha segera terjaga agar terlepas dari bayangan tersebut. During my service di perusahaan sekarang, sudah 5 tahun saya bekerja sama (not) dengan dia. Saya masuk kesini satu tahun lebih awal, dan satu tahun dia diasingkan kedivisi lain karena sesuatu dan lain hal yang sampai saat inipun saya tidak tahu pasti penyebabnya. Pernah sih dia menceritakannya. Tapi saya juga tidak pernah percaya. He was trying too hard to convince people waktu dia menceritakannya. Bagi saya itu jadi terdengar tidak benar.

Selama berada dalam satu business unit dengan nya, saya pernah berada di level yang melakukan direct report ke dia. Saat itu dia adalah orang yang memegang responsibility tertinggi karena kepemimpinan dalam masa vacuum. Kenapa dia yang berada disana? Kemampuan nya kah atau kualitasnya kah?

Perjalanan kepemimpinannya yang berumur enam bulanpun menunjukkan siapa diri nya. Ketika semua team member berjuang memberikan service terbaik dengan fasilitas dan infrastruktur yang terbatas, berusaha menghadapi complaint customer secara bahu membahu, dia bisa hilang dalam peredaran orbit kerja kita. Entah dimana. Sampai akhirnya seseorang diantara kita memutuskan untuk bertanggung jawab dan menghadapi amarah customer karena suatu disaster terjadi. Beberapa jam kemudian, ketika semua kembali menjadi normal, dia muncul dan menjelaskan kronologis kejadian kepada management bagai seorang pahlawan yang baru kembali dari medan perang. Ini terjadi selalu ketika problem terjadi.

Bagi kami, he knows nothing. Bisanya omong sana sini. Membanggakan oranng2 yang dia kenal diseluruh jagat raya ini. Padahal harus nya kita bangga jika orang mengenal kita, bukan sebaliknya. Buat apa kita tau si A sebagai direktur Bank B, lalu kita membangga2kan dia, bahwa keluarga dia dekat dengan keluarga si A. Kenyataannya hal tersebut tidak memberi any credit in your life.

Tahun terakhirnya di sini memposisikan saya dan dia dalam satu level dan berada dalam satu divisi yang sama. Berbagai kejadian pun terjadi. Dia seringkali menjadikan diri saya secretary nya, admin nya, translatornya. Menggunakan pikiran dan ide saya untuk menyelesaikan tugasnya dan mengakuinya sebagai hak cipta dia. Memerintahkan saya ini dan itu dan unfortunately saya dengan amat sangat terpaksa hanya bisa bertahan untuk menghindari konflik dengan kedongkolan penuh.

Gimana ngga, dia adalah keluarga dari salah seorang pejabat terpandang dalam perusahaan kami. Semua orang di perusahaan, dan di unit kami tentunya berusaha untuk menghindari konflik dengan nya untuk mengurangi akibat2 yang might be happened.

Akhirnya hidup itu ternyata adil. Dia dipecat. Dia harus belajar dari kelakuannya selama ini dengan cara ini. Dan hampir semua orang berkata " I thought he was untouchable".

Lega. Walaupun ketiban pekerjaan segunung, karena dipecatnya dia dan saya tidak mendapat pengganti orang, saya rela deh.

Tapi rasanya senang2 saya tidak berlangsung lama. Proses recruitment saya di perusahaan baru terbentur kehadiran dia. Saya bisa masuk at anytime. Tapi saya terpaksa meng hold nya. Karena saya tidak mau harus masuk ke divisi dimana dia juga akan masuk dan saya akan report ke dia. No way. Tidak ada kata teamwork di dia. Yang ada, "kamu kerjakan, dan saya akan menjadi pahlawan". Mungkin saya bisa bilang, bukan dia malas mengerjakannya, tetapi dia tidak bisa, dia tidak capable. Jadi dia memanfaatkan saya.

Di kehidupan sebelumnya, ya, tapi tidak dikehidupan berikutnya. No no!! I will receive the offer jika saya tidak report ke dia. Jika saya ada di unit lain. Jika dia tidak join disana. For now, saya masih bisa bertahan bekerja disini. Even better daripada harus menghadapi orang itu setiap hari dalam hidup saya.

So, I have to wait for my next white honda.

Selasa, 21 Oktober 2008

Pelet - Pemikat - Pemanis

Apakah pelet itu bener ada? Bagi saya jadi percaya ga percaya. Percaya karena saya melihat banyak kasus. Ga percaya karena saya percaya Tuhan menjaga umat Nya.

Beberapa teman mempunyai cerita berbeda tapi dengan jalan cerita serupa. Tiga orang teman mengalami hal sama. Yang pertama berbagi cerita dengan saya, adalah, sebut saja Tan. Dalam perjalanan menuju resepsi perkawinan teman, Tan bercerita tentang keberadaannya beberapa bulan lewat. Bisa dikatakan saya dan Tan sudah lama tidak in-touch. Karena saya merasa Tan hilang ditelan bumi.

Tan dengan gamblang menceritakan hubungan yang dilalui nya dengan seorang wanita. Cantik, pintar, mandiri, dan sangat memuaskan di tempat tidur. Tan melakukan segala2nya untuk wanita itu dan meninggalkan semua teman2 nya - termasuk saya. Baginya saat itu hidup adalah Tan dan wanita itu. Beberapa teman dan keluarga memperingati tabiat Tan yang 'agak' berbeda. Penampilan pun berubah. Menjadi sangat kurus. Diakuinya dia kehilangan 7 kg bobot tubuhnya. Saat itu Tan tidak menggubris semua omongan keluarganya. Sampai satu ketika - lebih dari 7 bulan sejak Tan mengenal wanita itu - dia merasa ada yang lain dalam dirinya. Seperti bukan dirinya. Baru dia tersadar dan mempercayai omongan keluarga bahwa dia telah di pelet.

Melihat status di facebook seorang teman, saya menghubungi teman tersebut. Sebut saja Dante. Dia baru saja putus dari pacarnya. Saya kenal juga mantan pacar nya. Saya hanya ingin menghibur, tetapi malam itu saya justru mendapat cerita yang sama seperti yang diceritakan Tan, dengan setting yang berbeda. Dante sampai ribut dengan mamanya karena sang mama merasa hubungan Dante dengan pacarnya tidak wajar. Tapi Dante baru percaya apa yang mamanya sampaikan setelah dengan tidak sengaja orang yang tidak dikenalnya menyampaikan bahwa Dante dalam pengaruh pelet seseorang. Saya dan Dante telah berteman bertahun2, tetapi sepertinya sang pacar tidak begitu menyukai kedekatan Dante dengan saya dan teman2 lain. Itu terlihat jelas di raut wajahnya ketika kita kumpul2. Tapi saat itu saya tidak ingin menduga2.

Seorang teman lainpun pernah dikabarkan oleh orang lain berada dalam pengaruh buruk itu. Hal itu telah merubah dirinya menjadi 180 derajat. Totally a different person. Semua teman bingung melihat Terry, sebut saja begitu. Perubahan terjadi sejak Terry berhubungan dengan cewe ini. Akan tetapi mau berbusa2 bagaimana pun kita mengingatkan, Terry hanya diam seribu bahasa. Tidak ada jawan iya atau tidak. Seperti kehilangan arah, seperti kerbau ditusuk hidungnya. Tidak mampu mengungkapkan apa yang diinginkannya. Terkadang, pandangannya kosong. Saya hanya mengingatkannya untuk tetap menghadap Tuhan. Akhirnya setelah 10 bulan, Terry menyadarinya. Saya tidak tahu bagaimana prosesnya. Yang saya tahu, dia putuskan cewe itu, dan dia sudah kembali ceria seperti dulu. Teman2 bahkan bersorak gembira dengan kembalinya si anak hilang. Glad to have you back.

Satu cerita serupa saya dengar hari ini. Cukup mengangetkan. Karena ternyata penggunaan alat, cara, jalan untuk memikat mempunya motivasi yang berbeda. Tiga cerita diatas bermotivasi posesif mengikat si lelaki karena mungkin perasaan insecure terhadap orang yang dicintai. Cerita yang saya dengar hari ini bermitivasi lebih dasyat. Menguasai harta keluarga lelaki.

Entah saya terlalu berprasangka buruk, entah lah ini memang pendapat umum yang beredar. Semua dilakukan oleh wanita dari etnis yang sama. Yang mereka memang dikenal dengan kecantikan nya dan keahliannya memuaskan laki2. Jika mereka cantik dan bisa memuaskan laki2, lalu kenapa mereka memerlukan alat bantu? Atau justru karena alat bantu itu lah yang telah mengangkat image mereka sebagai "cantik dan sangat memuaskan".

Minggu, 19 Oktober 2008

Lucky I'm in love with my bestfriend

Do you hear me, Talking to you Across the water across the deep blue ocean, Under the open sky, oh my, baby I'm trying
Boy I hear you in my dreams, I feel your whisper across the sea, I keep you with me in my heart, You make it easier when life gets hard
And so I'm sailing through the sea, To an island where we'll meet, You'll hear the music fill the air ,I'll put a flower in your hair
Though the breezes through trees, Move so pretty you're all I see, As the world keeps spinning round, You hold me right here right now
It was April 1998, morning at 08.00, a guy said hi to me and kept looking at me for a moment, and I just laughed at him. He was a new employee at the office where I was working. Just like that, we become bestfriends. We called each other every day, telling stories, all nights. I had boyfriend and he had girlfriend.
Christmas 1998. I broke up with my boyfriend. And I decided to off to Osaka. Travel always be my only resolution for mending my broken heart. I travel for a year until I have myself back and return back to Jakarta.
November 1999. Meeting old friends from the office, and of course my best friend was also counted. That night, we kissed. I and my bestfriend kissed. We finally admitted we were into each other. Since then, we were couple for more than 5 years.
In 2005 we decided to split up for only God knows the true reason why. Again, I travel away alone for mending my broken heart. Lucky me, I met this guy on my trip. And later on becoming my bestfriend. Eventhough we don't meet everyday, we have been in touch until today. We met up about 3 times a year and we let ourselves to confess to each other that we are in love. Again, we fall in love.
I never planned it to be this way. But for me, the only possible way to fall in love is to a man who I know very well. And it turned out to be my bestfriend.
Lucky I'm in love with my best friend Lucky to have been where I have been Lucky to be coming home again Ooohh ooooh oooh oooh ooh ooh ooh ooh

Jumat, 17 Oktober 2008

Weird things you might don't know about me ;p

1. Tempat untuk tidur yang paling nyaman itu bagaimana untuk kamu? Dibawah ketek. Ya, weird! But I like it.

2. Hal yang paling membuat mu relax itu apa? Ketika mengantuk, seseorang mengusap2 dan memijat2 kuping ku ;p

3. Posisi tidur favorit? Menyamping dan berpegangan tangan. Kenapa harus bergangan tangan? Kalo mimpi bagus jadi kebagian, kalo mimpi jelek jadi ada temennya biar ga takut.

4. Model rambut yang paling kamu suka? Ga ada rambut :). I hate hair on my body. I love only my eyebrows.

5. Warna favoritmu? I love orange and yellow tapi ga punya satupun baju, tas, sepatu yang warna itu. Hari2 aku memakai putih, hitam dan merah.

6. Berapa lama kamu bisa sembuh dari patah hati ? A life time.

7. Pakaian favorit mu? Apa saja asal jangan kemeja. Tangannya menyiksa lenganku yang besar, dan kancing di area susu sering kali terbuka tanpa diperintah.

Good News and Bad News

Checking my email. Tidak ada email untuk progress recruitment process. Tapi tiba2 cellphone ku berbunyi. Nama yang aku tunggu2 muncul di display. Deg2an abis. Dan ya, aku diminta datang untuk proses lanjutan. Thank GOD.

I feel happy. It is really good. Semoga semua lancar.

But about 1 jam kemudian, cellphone ku kembali berdering. Adikku mengabarkan oma kami meninggal dunia. Tidak ada detail. Aku berbicara dengan nyokap sebentar. Dia siap menuju airport.

Kebingungan pun dimulai. Keponakan yang berusia 2 tahun sedang dititipkan dirumah karena orang tuanya sedang keluar negeri. Kami menerima banyak oder di kedai untuk minggu ini. Damn. What we would do.

Begini aja baru berasa deh, kalo nyokap tuh manusia super. Dia bisa handle semua dengan tangannya yang hanya dua, dengan jam tidur hanya beberapa jam saja, dia ga pernah merasa ngantuk ataupun lelah. Kalau aku sudah ngantuk, padahal baru jam 9 malam, dia segera menyuruhku tidur, dan dia yang akan membereskan semua. Uuughh, aku jadi sebel ama diriku sendiri.

Aku bertekad, mendapatkan pekerjaan ini. Jadi aku punya penghasilan besar dan bisa menyenangkan nyokap (dan bokap juga). Sudah lama kami berencana jalan2 ke China. Semoga segera menjadi kenyataan.

Kamis, 16 Oktober 2008

Something, many things

September dan October ini bener2 bulan yang sibuk. Biasanya menjelang akhir tahun, tidak banyak kejadian berarti.

Perubahan struktur organisasi di kantor memang tidak terlalu berdampak pada aktifitas kerja. Tetapi, dengan resign nya satu teman kerja se team dan dipecatnya satu teman kerja dalam team yang sama, telah memporakporandakan stabilitas emosi, jiwa dan raga. Seluruh pekerjaan jatuh ke pangkuan ku dan semua mempunyai deadline segera. Pekerjaan tiga orang kini dikerjakan hanya oleh ku. Jadilah aku bekerja lebih dari 15 jam sehari. Kalo aku buruh pabrik, aku sudah kaya dengan uang lembur ;p

Akhirnya liburan tiba. Saat nya meluruskan saraf2 otak dan otot. Bertemu teman2 baik dan menghabiskan waktu dengan mereka sangat mengobati penderitaan satu bulan terakhir di kantor.

Sebagian besar waktu ku habiskan bersama sahabat ku. Kami mulai belajar memahami satu sama lain. Belajar berkomunikasi dengan baik. Belum pernah aku merasa sedekat ini dengan nya. Ternyata kunci nya ada di aku. Caraku berkomunikasi yang selama ini tidak benar. 'Thank you for being sangat sabar menghadapi ku".

Angin keberuntungan kembali menyapaku. Ada penawaran kerja. Aku melihatnya dengan positif. Walaupun belum final, tapi aku yakin mendapatkan yang terbaik.

Satu kejadian menimpa sahabatku. Aku tidak bisa juga mengatakan ini buruk untuk nya. Ini bisa dikatakan satu babak baru dalam kehidupannya. Setelah pergulatan hebat, aku tahu, akhirnya dia melihat semua dengan jernih. "Don't worry, aku akan selalu men support mu".

Malam ini, sahabat ku yang menjaga ku. Open relationship is a good choice for men. Dan itu lah pilihan yg dipilih oleh laki2 yg sedang dekat dengan ku. It means there is no relationship until ...
Aku baik2 saja. Tapi sahabatku hanya ingin memastikan kalau aku bisa menerima pilihan itu. Tentu saja aku bisa.

Selasa, 14 Oktober 2008

Another weekend

Koffka. Indomie goreng (ke) pedas (an).
Bangun pagi (jam 8 is pagi). Bakmie Kepiting Pontianak. Sinshe. Ice cream. Tidur.
Tongseng. Movies. Fallen asleep.
Curhat. Heart to heart. Cozy. Stop n Go. Shopping. Pho24. Mangga. Movie. Tidur. Heavy rain. Bangun tengah malam. Tidur lagi.

Selasa, 07 Oktober 2008

A complete holiday

Painful attacked. Doctor. Wedding. Ice Cream. Manado Food. Martabak. Beers. KFC. Games. Sleep over. Bakmi. Off to airport. Away for 2 days. Clinic. Hotel. Food Food Food. Friends. Returned. Airport by midnight. My confession. Sleep tight. Late breakfast. Laskar Pelangi (not). Another attack. Codefin. Tattoo studio. Ice Cream. Movies. Sleep. Breakfast (not). Swimming. Trattoria. Cards. Movies. Sleepless (alone). Sleep (accompanied). Morning madness. Papua Coffee. Radio Therapy. Sour Sally. Burger King. Hot Shot. Movies. A very good nite sleep. Hand in hand.

Senin, 06 Oktober 2008

Persahabatan yang anonoh

Saya sudah berteman baik dengan lelaki ini. Sangat baik. Sudah seperti saudara kandung sendiri. Kami berbagi apapun. Susah dan senang.

Saya tidak pernah keberatan berbagi handuk dengannya. Dia bahkan tidak keberatan memakai tissue basah yang telah saya pakai, karena menurutnya masih bisa digunakan. Permen lolipop yang sedang saya kulum dalam mulut saya dengan gampang dipindahkan ke dalam mulutnya. Dan kemudian dikembalikan kepada saya lagi. Tidak ada perasaan jijik sama sekali. Menggunakan sendok yang sama untuk makan, itu hanya hal yang sangat biasa.

Kami berdua adalah orang2 tegar yang selalu gembira didepan teman2 kami. Karena kami hanya menangis dikala disana hanya ada saya dan dia.

Kami berpelukan ketika bertemu dan berpisah. Kami memberikan ciuman. Banyak yang salah mengartikan pertemanan kami. Mereka pikir kami ini pasangan kekasih. Kami bisa duduk ber jam - jam menonton dvd dalam diam, hanya tangan saya memijat kepalanya. Kami bisa tidur dalam satu ranjang dan dia menggenggam tangan saya dalam tidurnya. Tapi kami bukan kekasih. Kami bersahabat.

Seorang teman lain akhirnya menyadari, bentuk persahabatan ini memang macam2. Dari yang flat, tanpa emosi, sampai yang anonoh seperti hubungan kami. Aku setuju dengan nya. Tidak ada batasan yang normal atau tidak normal. It's free format.

Dan, ya, kami mempunyai pasangan, dan pasangan kami mengerti hubungan kami.

Senin, 29 September 2008

A wonderful weekend




Wedding reception, Pisa Ice cream, Ditilang, F1 Night Race, KFC, Martabak, Brem Bali, Whatever Oh oh oh oh, Sleep over, Coffee Papua, Bakmi Gading, A fight, A cry, Hugssss. Still a wonderful weekend for me. I love you, Bro.

Jumat, 26 September 2008

Serangan lain

Saya sedang senang, semua pekerjaan telah selesai hari ini. Pulang ke rumah. Menyiapkan segelas coklat panas, make myself comfortable dan siap menonton film. Selagi memilih2 film sahabat saya menelpon. Kami sempat berbincang2 sebentar.

Saya memilih 'a good year' buat saya tonton pertama malam ini. Baru saja film dimulai sekitar 5 menit, saya merasa perut saya sakit sekali. Perut bagian bawah. Rasanya aneh, seperti mau poop tapi juga seperti melilit kalau mau mens. Saya mencoba menahannya. Hanya dalam waktu lima menit berikutnya saya merasakan sakit yang luar biasa. Saya berusaha pergi ke toilet dan duduk disana. Keringat sebesar2 biji jagung sudah keluar. Baju saya basah kuyup. Bahkan saya sudah tidak sanggup mengangkat kepala saya. Saya bersandar di closet. Seluruh tubuh saya kesemutan. Saya hanya bisa menangis. Saya tidak ingat berapa lama saya duduk disana. Sampai kemudian saya ingin beranjak untuk mengambil air hangat. Saya pikir saya perlu minum. Saya berusaha mengangkat tubuh saya. Susah sekali. Tidak ada tenaga. Akhirnya saya putuskan berbaring di lantai didepan toilet. Saya mencoba meraih cellphone saya. Saya mencoba menghubungi mommy saya, tetapi cellphone nya tidak aktif. Saya coba menghubungi sahabat saya. Saat itu saya merasa nafas saya sudah mau habis. Saya hampir menutup telepon sampai akhirnya sahabat saya menjawabnya. Saya hanya bisa menangis kesakitan dan ketakutan. Sahabat saya memandu saya untuk tetap tenang dan bernafas dengan teratur. Sepuluh menit kemudian rasa sakit mulai berkurang. Saya akhirnya tertidur begitu saja di lantai. Saya tidak tahu itu saya pingsan atau memang tidur.

Ketika terjaga, keringat saya sudah membasahi lantai. Saya mencoba berdiri. Berusaha mencari pain killer di tempat obat. saya segera menelannya. Lalu saya mengganti baju dan berbaring di ranjang.

Saya benar2 tidak mengerti rasa sakit yang saya alami ini. Bener2 berbeda dari semua rasa sakit yang saya alami sebelumnya. Tiga jam kemudian semua rasa sakit hilang. Ya, pain killer sudah bekerja. Mungkin besok saya harus bertemu dokter saya. Baru saja saya cek bp saya hanya 80/60. Semoga tidak ada yang serius.

Kamis, 25 September 2008

I am a lucky bitch

I've been browsing around. All airlines. All, either fully booked or too much expensive.

I have nine days holiday. But have no place to go. I have many places I'd like to go. But it's too expensive. Well, it's holiday, means high season. All the price is just high above you could imagine. I decided to stay in town.

Suddenly I have a lonely feeling come out from inside of me. I feel really really lonely. I want to go to Medan and see my family. Ya, I miss my mom a lot. So, I had been thinking to get a bus ticket to get there. Much much cheaper and I will experience some adventure. To postpone it a while before decide on anything, I was so hectic with my work. When it all finished, I start to browse again. Try my luck to get a cheap (well, affordable) airline ticket.

And? Yes, I am so lucky. I am a lucky damn biatch. I got return ticket to see my Mom for only 1,6.

Back to 8.30 am this morning. I start my yahoo messenger service. I set the status : It's my lucky day. And it turn out to be my lucky day. I am a lucky bitch!

Minggu, 21 September 2008

Bubbye friend !

Setelah beberapa kali pergi keluar dengan seorang teman, akhirnya saya memutuskan, bahwa dia bukan teman yang menyenangkan. Well, mungkin pun dia merasa saya bukan teman yang menyenangkan buat dia.

Saya merasa tidak nyaman bepergian dengan orang yang sinis, selalu complain, dan tidak bisa menikmati hidup. Baginya, dia adalah orang ter malang sedunia. Dia merasa semua lelaki menjauhinya. Dia merasa satu2nya orang yang tidak beruntung di dunia ini. Dia meng hujat teman, dia meng complain rasa makanan, rasa kopi, meng complain cara saya berpakaian, meng complain cara teman saya berpakaian.

Dia merasa sedih karena saya memiliki hubungan dan dia tidak. Saya mencoba memberi pengaruh positif padanya. Saya minta dia untuk mulai terbuka, jangan selalu negatif, jangan suka complain, dan bayangkan hidup itu indah. Dengan jelas saya katakan, "bayangkan". Dan dia menjawab dengan "ah mana mungkin berhasil sih".

Semua itu bukan hal baru. Tapi saya telah memberinya toleransi. Sabtu lalu saya putuskan, untuk tidak lagi menghabiskan waktu dengan teman saya yang ini. Karena aura negatif nya sangat kental, dan saya tidak mau dipengaruhi aura tersebut. Karena bagi saya, walaupun saya mengalami berbagai masalah yang datang silih berganti, saya juga mengalami banyak hal indah dalam hidup saya. Saya percaya, saya bisa mendapatkan apa yang sama mau. Jadi? Bubbye friend !

Jumat, 19 September 2008

Who is your 911?

When you are in emergency situation, who will be the one cross in your mind and you want to call, that you think the person can help you even only to comfort you?

Today, I found something wrong with my car's radiator and caused engine over-heated. I was in the middle of a very long toll road. I pulled over, turned off the engine. I called my mechanic. He told me what to do until I get to the garage. So, in this case I called my mechanic.

Many months ago, I was robbed in public transport. Lucky me, they didn't get my turned-off cellphone I kept in the bottom of my big bag. So then I called the bank to blok my account. Since, I only have few thousand rups left with me, I have no choice but contiued my journey home taking another public transport, even I was scared too death to the event I 've been faced.
When I got home, I called my parents to tell them about it to prevent any further lost coz by all my identity card lost. In this case I called the bank customer service and my parents.

I had another experience. Flat tire on the toll road. It was over midnite. I called my so-called bestfriend. I was panic, and need someone to at least comfort me and more than that would come and save me. The fact was, he kept asking me where I was and while I can't see any clear sign, so I said I didn't know but in the middle of toll road on my way back home. Then we started to argue about where I was. I said, never mind and hung up the phone. I called my other so-called just friend. He guided me. He asked me to keep on driving and he stay there on the phone. So I drove slowly until 15 minutes later I saw an office and there was an old man, cleaning. Then my friend told me to politely ask the man whether he can help change my flat tire. And he said yes. I handed him some money. I thank him so very much. Then my friend told me to drive safely and asked to call him back when I am arrived home. I did what he said

So who are you gonna call? I wish I lived in the country where so-called 911 hotline number is exist.

Menjadi lebih besar

Saya menemukan foto kamu. Foto 2 taon yang lalu. Ternyata memang saya tidak noticed kalo kamu sudah menambah beberapa kilos. Mungkin kemaren itu karena kita terlalu banyak makan tempe, ayam bakar dan terong balado. No worries. Kan bisa exercise. Ada baiknya kamu exercise sendirian selagi disana. Karena kalo pas saya datang, kita pasti akan menjadi sangat malas.

Tapi tidak perlu dipermasalahkan. Mengganti nomor celana menjadi lebih besar tidak apa2 koq ;p

Saat godaan datang

Cellphone saya berbunyi. Text message. "Im stayin late until 9pm. C u tomoza? Need to chop my hair". Aneh, saya merasa happy menerima text seperti itu. Saya langsung membalasnya "plant shoppin after?". Dan dia pun membalas "Sure babe. I'll call you tomorrow. Hv a gud nite"

Ada aliran hangat di relung dada. Jadi semakin bingung, kenapa saya jadi senyum2 sendiri begini.

Long distance relationship seringkali dibumbui selingan aneh ini. Saya tidak mau melakukannya, tapi saya tetap saja melangkah kesana. Gee, I need to see you and pergi dari godaan ini. Saya langsung men dial nomor nya. Oops, udah lewat midnite disana. Suaranya mengantuk. Tapi saya hanya ingin bilang, kalau saya kangen banget sama dia. Baru 1 minggu berjauhan sudah ada saja godaan yang datang. Hanya berbicara beberapa menit, lalu kami menutup telephone.

Malam itu saya tidur dengan bimbang.

Selasa, 16 September 2008

Terima kasih Tuhan

Aku percaya Tuhan menjawab doa ku. Tuhan memberikan yang aku butuhkan. Setelah begitu banyak peristiwa yang aku jalani, yang menempa dan membentuk diriku, akhirnya semua menjadi indah pada waktunya.

Tuhan yang paling tahu, kapan Dia memberi. Dia memberi disaat aku siap. Dan sekarang waktunya. Tuhan memberi semua yang aku butuhkan dalam waktu bersamaan.

Terima kasih Tuhan.

Senin, 15 September 2008

God speaks

It was at 11.45. I just returned from another section in my office. My boss entered the room and said something, mumbling. All I heard only ' you and me to the head office at 13.30 today '. Then My colleage replied 'who? Three of us or...?'. And my boss firmly said to my colleage 'You and me only'.

I didn't ask what they two going to do. I can only see something wrong in my boss eyes. I just let it go. On the way to head office, my boss called me and aske to replace him on the meeting with consultant.

At 15.00, heard a news. My coworker is fired. I don't know what happened. I just shocked. Because my coworker is a brother of one stakeholder. He is much nasty and overacted person. But I tought he is untouchable. The most shocking story ever.

More than half of me greatful for that (sorry). He used to use me to do this and that and treat me as his team member while I am the same level with him. I rejected him many times and my boss knew about it. But we all think, he is untouchable. So I kept my anger for myself. And tried not to raise any conflict.

Another part of me feel sorry for him as he has family. That's it. Hope he learn something from it.

Rabu, 10 September 2008

Membatasi diri atau membatasi orang lain?

I've been wondering. Kenapa banyak tempat ditutup selama puasa. Tempat pijat, tempat reflexy, tempat hiburan malam seperti club, bahkan tempat meletakkan minuman beralkohol di circle k juga ditutup kertas kaca depan nya.

Ga boleh clubbing, kan bulan puasa. Then, apakah clubbing hanya di haramkan selama bulan puasa. Kalo clubbing bikin dosa, harusnya mau bulan puasa atau bukan bulan puasa juga tetep dosa dong. Yang paling mengganggu adalah tempat reflexy. I need that setelah seminggu beraktifitas. Apa yang salah melakukan reflexy kaki (dan tangan). Sebagian komentar mengatakan akan menyebabkan birahi, karena di pegang2. Halah. Masa sih saya mau berbirahian dengan pemijat reflexy.

Penjualan minuman beralkohol yang lemari pendinginnya ditutup dengan kertas agar tidak terlihat. Apakah melihat minuman beralkohol lalu artinya menjadi berdosa. Ok deh, tidak usah bicara dosa. Tuhan yang akan menilai. Tetapi apakah melihat minuman beralkohol akan membatalkan puasa seseorang?

Hadooooowww. Membingungkan deh. Batasi diri sendiri, control diri sendiri. Kenapa harus membatasi orang lain? Justru keteguhan seseorang akan tercermin disini. Meracau ga jelas, tapi saya hanya ingin menyampaikannya.

Do people change?

Seorang sahabat, yang tadinya menjadi belahan jiwa, ternyata berubah dan pergi kearah yang lain. Proses perubahannya tidak cepat. Mungkin hampir setahun kini. Tapi ya, dia berubah.

Saya berusaha untuk memahami perubahannya. Toch saya pun mungkin berubah dimatanya. I've been putting all my best to deal with him. Saya berusaha mengubah cara pandang saya, agar apa yang saya hadapi dapat saya cerna dan akhirnya dapat saya terima menyatu dengan diri dan jiwa saya.

Saya bukan orang suci. Saya penganut paham hidup bebas terbatas dan bertanggung jawab. Saya pernah merokok, saya pernah minum semua jenis minuman beralkohol. Tapi menyentuh psikotropika is a big no no buat saya. Sekitar awal tahun yang lalu, sahabat saya sudah mulai menyentuh happy pills tersebut. Menurutnya happy pills lebih baik dari beers karena dia menerima efeknya dengan baik. Beers (dan alcohol lain) hanya membuat seluruh tubuh nya merah dan dia akan merasa kepalanya diganduli konde segede gaban. Bahkan sahabat saya ini bilang, suatu hari nanti dia akan bikin saya setuju dengan cara kerja happy pills ini dan menyukainya. Saya hanya memandang matanya. Jengkel, tapi saya tidak mampu mempengaruhi pikirannya.

Seorang relative menyampaikan, agar saya memperingatkan sahabat saya karena maraknya pembersihan pengguna psikotropika. Dengan perasaan yang penuh ketakutan, bahkan saya sempet menitikkan air mata meminta dia untuk berhenti dari semua ini. Jawaban yang saya dapatkan : I can take care of my self. Saya seperti di tampar. Tapi membuat saya berpikir. Mungkin saya terlalu memperhatikannya while he doesn't need it.

Hal buruk mulai mewarnai hari2 sahabat saya. Saya masih disana berusaha melindunginya. Banyak hal memang mempengaruhi diri saya juga, tapi saya berusaha bertahan, karena saya sangat menyayangi sahabat saya ini. Saya masih ingat betapa dia selalu ada ketika saya jatuh dulu. Saya tidak mungkin meninggalkan dia. Ketika saya akhirnya sakit dan dirawat berminggu2, tidak sekalipun dia hadir, itupun tidak melunturkan sayang saya padanya, karena selalu saya bandingkan dengan pengorbanannya ketika saya jatuh dulu.

Beberapa teman dekat sempat mempertanyakan perubahan diri sahabat saya. Ouch. Ternyata mereka juga noticed. Mereka mulai berspekulasi penyebabnya. Saya tidak berani menyampaikan pandangan saya, karena akan terdengar terlalu subjective. Time will tell.

Tetapi, saya hanya manusia biasa yang penuh dengan keterbatasan. Saya tidak tau sampai kapan saya bisa bertahan menjaga dia. Selama satu minggu berada berjauhan dengannya, saya merasa aura buruk menjauh dari saya. Apakah ini benar adanya atau hanya perasaan saya? Tapi saya telah memutuskan, saya tidak mau membuang waktu saya untuk sesuatu yang mencelakakan hidup saya. Jika dia ingin berjalan bersama saya, saya akan menemaninya. Tetapi jika dia memilih jalan lain, ini adalah pilihan hidupnya. Saya yakin, dia bisa menjaga dirinya.

Minggu, 07 September 2008

Kembali ke selera asal

Debske, a good friend of mine bilang "yah akuilah kalo lo tuh emang senengnya itu....dari dulu kaleeeee....nurani bou!!..hahahaaa".

Petualangan saya mengenal laki2 diawali dengan hubungan saya dengan lelaki Inggris, kakaknya teman saya, mereka tinggal tepat di cluster rumah yang sama dengan rumah orang tua saya. Kami hanya bertemu disaat summer break, xmas holiday, spring break. Itu terjadi bertahun2 sampai akhirnya papa mereka di pindahkan ke Qatar dan lelaki itu tidak pernah lagi ke Indonesia dan hubungan kami hanya berlanjut melalui email. It was million years ago.

Lalu saya berkenalan dengan lelaki Belanda, yang ternyata hanya a fling dan seorang lelaki Inggris yang juga hanya a fling. Kemudian lelaki Belanda lain datang. We had serious relationship for about 2 years sampai akhirnya kita berpisah.

Perjalanan berlanjut, dan saya termehek2 dengan seorang lelaki Indonesia keturunan China. Seorang teman di uni pernah berujar
"ya ampun, sekali nya lo dapet yang lokal, tetep aja ga pure lokal".

Menjalin hubungan dengan lelaki ini selama 5 tahun dan akhirnya saya harus merelakannya untuk orang lain. Setelah itu ada beberapa lelaki lokal (keturunan China) yang sempet mengusik hari2 saya. Setelah lelah dengan segala argumen, akhirnya saya kembali terpaut pada laki2 ehm, bule.

Debske benar, ini sudah nurani. Dan saya merasa memang lebih cocok dengan lelaki bule. It has nothing to do dengan the way he looks. Tapi in term of the way he thinks dan the way dia bisa menerima saya.


Saya adalah wanita 'independent' yang selalu ingin traveling karena merasa melihat dunia adalah cara belajar yang paling sesuai buat saya, saya menyukai diskusi berjam2 lamanya dengan berbagai topic dari agama sampai bumbu dapur, dari masalah gender sampai politic, dari masalah kelaparan, kekurangan pangan dan pembantaian massal, tapi saya juga wanita yang ingin disayang dan dimanja karena saya sangat suka memanjakan pasangan saya. Saya meng apresiasi keterbukaan dan respect. A simple hello dari nya disaat saya sedang sibuk dengan rutinitas dan pekerjaan kantor sangat menyenangkan. Atau ketika saya bertemu orang2 baru dari lingkungannya, dan cara dia memperkenalkan saya kepada teman2nya, atau penghargaan yang diberikannya hanya karena saya memijit keningnya ketika dia lelah. Saya tidak akan pernah menunggu dia meminta, tapi saya tahu betul kapan dia merasa senang jika saya rub punggungnya. Seperti dia tau saya senang sekali dipeluk dan saya senang sekali di cium di pelipis mata saya tanpa perlu saya memintanya.

Dia memberi banyak keberanian bagi saya. Walapun saya yang mengajarkan keberanian buat dia. Terutama untuk tetap menjadi diri sendiri, menjadi mandiri, menjadi orang yang terus mau belajar. Dan yang terpenting, mengajarkan saya tetap respect dengan orang tua saya walaupun kami berbeda. Dia mengajarkan saya tentang pengorbanan. Dia membuat saya merunduk sedikit, karena saya sangat gengsian selama ini.

Dengan nya, saya ber partner, we discuss and we decide.

"Iya Debs, gw mengakui nya ;p"

Sepatu Lama vs Sepatu Baru

On one fine afternoon, saya bicara dengan seorang teman tentang sepatu lama dan sepatu baru. Ada kalanya kita sangat ingin memakai sepatu baru tapi sepatu lama tidak ingin kita buang walaupun sudah usang. Karena satu saat nanti kita masih ingin memakainya.

Speaking of sepatu, itu cara kita meng asosiasikannya kepada teman2 kita. Saya selama ini mempunyai teman2 yang terbilang sangat dekat. Tapi entah kenapa saya merasa hidup saya monoton. So, I went out, meeting new friends. It is good. Ternyata teman2 baru ini juga sangat menyenangkan. Dan saya pikir mereka bisa menjadi teman baik pula.

Bersama mereka saya seperti hidup kembali. Saya menemukan teman2 yang dengan gampang saya dapat mengutarakan isi pikiran saya dan kita bisa berdiskusi berjam-jam tanpa harus saling membunuh (seperti yang saya lakukan dengan orang yang sangat dekat dengan saya akhir2 ini).

You know, I can just say beer in bottle has different taste to beer in a can from the same brand and they agree about it. Tapi ketika hal ini saya sampakan ke teman2 lama, mereka menganggap saya aneh dan ada2 aja.

Rabu, 03 September 2008

...my heart speaks...

A little bit awkward, I will see the person I haven’t seen for a long time. We’ve been in touch, but only thru email and phone calls.

When I arrived at the hotel, I went to the lobby and ask somebody to take me to the room where he stays. After two knocks, he opened the door. The face I still remember very much, a good smile, my favorite smile, he opened his big arms. Hold me tight. Oh my God, I miss him so.

We spent that morning talking about everything.

Later on that day, we rode motorbike around the island. Sun bathing on the beach and heading back to another beach for sunset and beers. The fact we just found out was we are lazy couple. He told me that I make him lazy. On the other hand, I think he is the one who caused my lazyness, his present around me makes me comfort and want to stay there forever. So, we mostly spent our time in the room on the bed. Well, we went out sometimes for swimming, sunset and beers. And of course we went out for ayam bakar.

On the other day, we went to our friend’s wedding in the church. After finished the holy matrimony supposed we went directly to the wedding party at Ma Joly. But we decided to off a bit to see sunset and to have beers. We had 1, 5 hour for ourselves before we went back to the party.

That night was remarkable. After the party we went back to the hotel and decided to swim. It was cold, but it was nice.

Spending time with him, made me learn about him, about us. We used the time for discussion over a beer or two, while watching sunset. I can say it was perfect. We are looking forward to see each other again. Very soon.

Selasa, 02 September 2008

Semua menjadi indah pada waktunya


Tiga hari untuk selamanya? Amin. Seorang bapak tua dari Belanda mendoakan kami. Ibu pengantin wanita mendoakan kami. Pengantin pun mendoakan kami. Lalu kamipun berlutut, memohon doa kepada Tuhan, semoga ini awal hubungan yang diberkahi. Amin.

Sewaktu berenang siang itu, kami berkenalan dengan Pak Arif (nama muslimnya, beliau orang Belanda). Beliau bercerita tentang kehidupan nya. Sangat menarik. Pernikahannya dengan seorang wanita membawa banyak keberuntungan dalam hidup mereka. Dia bahkan mengatakan, siapa tau kali ini keberuntungan itu akan menjadi milik kami. Kami hanya berpandangan.

Pergi ke pemberkatan pernikahan selalu mengharukan. Suasananya selalu membuat jantung berdetak lebih cepat. Gugup, senang, dan rasanya ada aliran aneh di hati. Tapi kali ini, rasa yang timbul adalah aku merasa damai, nyaman, dan tanpa disadari air mata ku mengalir. Kings merengkuh bahuku, mengecup keningku lalu mengajakku berlutut. Aku mengikuti nya.

Choir sangat menyentuh perasaan. Pemilihan lagu yang bagus dinyanyikan oleh orang yang tepat. Perfect.

Pada saat bermingle ria malam itu, semua orang mempertanyakan cerita pertemuan the bride and the groom. Aku dan Kings adalah saksi pertemuan mereka. Kami adalah matchmaker mereka. Semua orang meminta pengantin melakukan favor yang sama, yaitu menyatukan aku dan Kings.

Dear God, if we are meant for each other, mohon satukan kami dalam kebaikan. Amin.

Jumat, 29 Agustus 2008

Menghitung hari

Jadi deg2an. Mengumpulkan semua dokumentasi yang pernah aku buat, meng copy data2 di harddrive. Sebenernya ga ada yang ilegal. yang aku copy semua data2 yang aku create. Ini hasil kerja kerasku bertahun2.

Menghitung waktu yang tersisa. Menyiapkan surat pengunduran diri. Harapan baru, hidup baru. Aku sedang membuktikan pada dunia bahwa aku bisa.

Yippie...time to fly!

Selasa, 26 Agustus 2008

Pulang (ke rumah)

Banyak orang merantau saat ini. Ada yang sekolah di kota lain, ada yang bekerja di kota lain. Dari waktu ke waktu banyak orang yang setelah beberapa saat akhirnya memutuskan pulang (ke rumah). Entah itu hanya untuk berlibur (school break, cuti...), atau pulang untuk waktu yang lama bahkan permanen.
Waktu saya masih sekolah di uni, saya tinggal di kota yang berbeda dengan keluarga inti saya. Saya terbiasa pulang (ke rumah) ke kota orang tua saya setiap semester break. Kemudian saya bekerja dan terbiasa pulang (ke rumah) ketika libur akhir tahun atau ketika Idul Fitri. Waktu berlalu, dan saya semakin jarang pulang (ke rumah). Pada saat itu orang tua saya lebih sering mengunjungi saya di kota saya tinggal. Dan dengan demikian, saya bisa dikatakan semakin jarang menginjakkan kaki saya kembali pulang (ke rumah). Sampai akhirnya orang tua saya pun migrasi ke kota saya. Sekarang saya setiap hari pulang (ke rumah).

Lalu, apa sih sebenarnya pulang (ke rumah)? Sebagian mengatakan itu artinya pergi ke tempat orang tua kita berada. Lalu bagaimana dengan mereka yang sudah tidak memiliki orang tua? Apakah mereka artinya tidak pernah pulang atau tidak pernah punya rumah (home)?

Saya mengajukan proposal kepada orang tua saya, bahwa saya ingin tinggal sendiri agar saya mandiri. Artinya saya akan keluar dari rumah dan hidup di tempat lain. mereka menolak proposal saya. Mereka bilang, rumah saya ya di rumah ini. Tidak boleh pergi unless saya menikah dan suami saya membawa saya pergi dari rumah. Even more, suami saya pun diijinkan tinggal di rumah kami.

Saya memanfaatkan waktu libur dengan bepergian ke berbagai tempat yang belum pernah saya kunjungi. Untuk mencari berbagai pengalaman hidup. Saya sangat menyukainya. Dan saya semakin addicted terhadap perjalanan. Saya merasa mendapat banyak energy ketika saya berada di jalan. Saya melakukan perjalanan untuk mengisi hidup.

Satu harapan, proposal yang lain, sedang saya siapkan. Saya akan melakukan perjalanan. Tapi kali ini saya tidak akan pulang (ke rumah). Saya akan memulai journey saya tahun depan. Melakukan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain. Melakukan apa yang saya mau dan saya inginkan yang hanya untuk saya, yaitu traveling. Tidak ada batas waktu, tidak ada deadline harus pulang (ke rumah). Saya akan berhenti ketika saya ingin berhenti. Saya probably akan pergi ke rumah kami. Tapi bukan pulang (ke rumah). Untuk saya rumah (home) ada di hati dan jiwa saya dan bisa ada dimana2. Bukan mutlak pada bangunan yang kita diami.

Sebagian orang malas untuk pulang (ke rumah) karena merasa rumahnya bagai neraka. Sebagian ada yang merasa dirinya tidak belongs to keluarganya. Sebagian merasa tempat tinggal omanya lah sebagai rumah. Sebagian lagi merasa teman2nya lah sebagai rumahnya.

Dimanakah rumah anda?

You should go out

Ya, you should. See other part of the world. See people around somewhere. Staying inside the place you call it safe teaches you nothing but comfort. We all love comfort and easy feeling. But would it makes you see people different way.

Living under coconut shell. You can only see as far as you can which only from about 1 - 2 point of views. Outside, you face thousand, even million point of views. It will shock you if you never been outside. Suddenly you see people doing everything in a wrong manner.

In my way of thinking, there is no right or wrong. Only how you see it and respect what other chose to live their live. Any human being can decide what they want and do it their way as long as not affected other's life in bad way. Means I can have a nice trainer shoes I am longing for so long by saving my money and now ready to buy them. But I can also have them by stealing other's shoes. Easy. But it is not right.

Ya, you should go out and see the world, so you can respect me, even only a little.

Minggu, 24 Agustus 2008

Get away

Feeling like moving away. Traveling. Just pack up my things, and hit the road. When I have this feeling, it's the only way to cure.

I packed up my stuffs. Only 1 big bag. But I can't get away now. When?

Jumat, 22 Agustus 2008

Affirmative

I received an offering letter. I read a long, I smile. As I expected. I signed the letter. I start my first day with full energy. I am now a Risk Management Analyst in one of best international bank in Indonesia. Number 1 bank in Singapore. My responsibility cover all asia pacific region. I travel to those countries in asia pacific.

My end of year resolution

This place used to be an interesting place to be.

*flash back*
I took a morning bus, travel for 1.5 hour every morning and even more longer during the night on the way back home. I enjoyed every moment of the time to go to the office. When I got there, I started to check the cctv system, the recorded tape, the backup data, the other night checklist and prepare report for my supervisor. I learned new things about as/400, about server, storage, media. On the other day I learned about what asset is, what do we do about it. The insurance, the price, the value, financial report and business itself. I learned a lot here. The friendship bonding also nice. We are like a family here.

*5 years later*
After 2 years, my salary up doubled. I smiled. I love to work to achieve more recognation and get more appreciation. Working more hours and doing extra miles were really something. You got everything in return. One step at a time I reached middle management position. Upper management, board of director, and owners started to know me personally. Working, image, personality, appreciation, all comes in one package.

*2 years later*
I see the organization is like amummy. It lives but doesn't move. Everything looks freezing. Strange. I know there is something wrong. But what can I do? I started to approach closest friends. Encourage them to find back their spirit. Not significant result I see. Bu some found back their lost energy.

*todays*
I am not sure whether the nation in election spirit so it affects the company culture or what. All I see is one try to hit another. It seems scary. Very. We lost our existing customers (notice the 's'), we don't even get any new customer this year. We still need more than 40% to fill up our target. Where will we go from here?

I am filling up my gun, to battle this life, get away from this stupid crowd. I am not goig to shot any of them. I fiil up my gun to protect myself. I am heading to another community. The better one. I aware, fully aware that no place in this world problem free, but at least I have to go to help myself survive. *fingers crossed*I get the job. With better environment and better money :-) I'll be a banker in just about a month.

Kamis, 21 Agustus 2008

the conversation

Me : Hey, I will be in Bali by August 31 in the morning

Him : Hi, I will be arriving in Bali on 31 August too... Where is everyone staying? At the place where the wedding is? I will call you when I arrive... Cant wait to see you!

Me : I still don't know where to stay, but I will find a place close to the wedding party. I'll let you know when I find some place to stay or where everybody stays.

Him : Everyone staying everywhere I am told... I have booked a room at the masa inn in kuta - really nice and you should stay there too!

Me : I have checked the hotel. Nice. I will book a room for me then. Can't wait can't wait can't wait to see you! I know.

Him : So we are not sharing a room?! ;-)

Me : mmm...;p

Him : Call them to cancel one booked room under your name

Me : All is set now :-)

Him : Well done! kamu pintar! I will see you in a week.
kisses

Minggu, 17 Agustus 2008

Shangyang Trip







Tadinya mau maen ke Pulau Pramuka atau kalo ga ya ke Bogor aja weeken ini. Taunya Affe ngajakin ke Anyer dan lanjut ke Pulau Shangyang. Berhubung belym pernah kesana, jadinya aku mau aja. Hanya mau relaxing aja. Ternyata Matt dan Jamie juga ada trip kantor ke Anyer.

Berangkat pagi2. Aku semobil dengan Affe, Oni, Lucy dan Christie. perjalanan ditempuh kurang dari 2 jam. Ya cara menyetir memang sangat penting untuk perjalanan melalui tol dan berjarak sangat jauh ini. Hahahaha. Kalau aku yang disuh nyetir bisa 4 jam baru nyampe karena ga ada nyali menyalip kendaraan beroda delapan, berbadan panjang alias container. Belum lagi bis2 sialan yang seenak jidat melintas tanpa aba2. Begitu keluar tol lebih dasyat lagi. Pengendara dari arah yang berlawanan bisa ambil jalur mobil kita. Waaaaah. Bisa gila.

Tiba sekita jam 09.45 dan langsung parkir di dermaga. Langsung naik ke boat. Total peserta kali ini ada 11 orang plus capt dan 3 orang abk. Perjalanan masih tenang. Laut flat. Tapi aku yang baru selesai treatment 2 hari sebelumnya merasa setengah mampus juga. Muntah beberapa kali. Aku juga merasa sangat kedinginan. Sial. aku tidak begitu menikmati perjalanan ini, selain hanya merasa suka melakukan sun bathing dan mengapung santai di perairan.

Malamnya makan ikan hasil tangkapan Ko Joe, WW dan Alloy. Dan semaleman ga bis atidur karena nyamuk. Huehehehehe...secara ya dapat tumpangan dilantai atas cottage tempat orang tuanya Lucy menginap. menyenangkan juga, karena berkumpul ama teman2.

Senin, 11 Agustus 2008

A hardrocking Sunday

List to do continue...
I really had a great time kemaren. Cape nya minta ampun deh. Belum pernah beraktivitas that much since I have this cancer with me.

Mulai bangun pagi2 karena ada janji meeting dengan calon client. Jam 9 pagi udah meluncur ke Provence untuk membangunkan lelaki2 pemalas itu. Hahahaha...Thaao yang pertama bangun. Masih setengah mengantuk. Lalu Michael menyusul. Setelah selesai dua orang ini di foto2, aku harus kerja keras membangunkan Matthew dan Jamie. Gilingan. Susah banget. Matthew akhirnya mandi, lalu mulai kecentilan. Sedangkan Jamie hanya pindah dari kamar ke meja makan tp tetap menutup mata. Huahahahaha. Hangover masih tersisa.

Jam 15.00 aku, Merce, Matthew dan Jamie meluncur ke jalan raya, mau lihat pertandingan basket. But unfortunately we missed Felix's game. Sorry buddy. It was traffic, not the way I drive.

Matthew wants to buy fishing nord. Looking around. The shop closed on Sunday. Strange. Then we decide to have dinner dulu. Makanan serba lamb. Yum.

Setelah itu saatnya mencari perlengkapan olahraga. Kita beli soccer ball. We are going to have a game next weekend. Taunya jam udah jam 21.00 aja. Kita berpisah. Aku bareng Matthew dan Jamie. Sampe rumah udah ga ada tenaga tersisa. Hanya sedikit untuk cuci muka dan menyiram diri. Lalu tepar.

But I really had a great time. Meeting my old buddy : Merry and Felix. And of course teman2 baru yang membuat uang untukku : Matthew and Jamie.

Sabtu, 09 Agustus 2008

Time-out versus Miracle

Apa rasanya kalo kita mendapat vonis. Bukan vonis hukuman sekian tahun penjara, bukan vonis hukuman ditahan seumur hidup karena narkoba. Tapi vonis bahwa hidup kita hanya dalam hitungan bulan. Even me, a very stonger person sangat terpukul. A part of me merasa it's not fair. Masa waktuku hanya tinggal beberapa bulan saja. Masih terlalu banyak yang bisa aku lakukan. Masih terlalu banyak yang ingin aku kerjakan. Masih terlalu banyak tempat yang ingin aku kunjungi. Masih terlalu banyak pembuktian yang ingin aku tunjukkan. Masih terlalu banyak....

Aku hanya bisa marah pada keadaan. Tapi tidak ada yang bisa mengubahnya selain miracle. Apakah miracle ada? Mungkin. Mungkin juga waktu ku habis sebelum miracle berkunjung.

Well, sementara ini, aku akan lakukan yang bisa aku lakukan. Seperti start calling my friends one by one. Say hi aja sekalian pamit. Sapa tau dalam pergaulan ada yg tidak berkenan. Tapi please be sure semua yang tdk berkenan itu, nothing I did in purpose. Aku sudah menelpon Oncom, Wulan, Andrew.

Yang paling menyenangkan kalau teman kita itu mempunyai keinginan yang sama dengan kita. Seperti :"I've been thinking to go to Bali for Ben&Bonnie's wedding, is it possible to meet you there?" - he replied: "Let me check my work schedule and ask for few days leave, I miss you" - two days later he called me on the phone, "good news, I am going to meet you in Bali". Teman ku ini menetap di Cambodia dan bekerja untuk UN. Aku akan segera bertemu dengan Kings.

Dia tidak pernah memberikan kata2 yang kelewat manis, yang bisa bikin gula darah meningkat dan jadi mabuk kepayang. Yang diucapkannya hanya kata2 dalam level biasa tapi selalu dibuktikan dengan tindakan. Why? He told me, "I care for you". Aku akan mengingat teman ini sebagai orang baik yang bersahaja, yang mengatakan "you have a very good smile and a good heart" ketika pertama kali kita bertemu beberapa tahun yang lalu.

Lalu aku akan pergi mengunjungi keponakan ku, Syahirah yang sejak lahir belum pernah aku lihat. Pasti lucu sekali.

Kemudian, seorang teman di tempat kerja, Almega, yang udah aku anggap sebagai kakak ku sendiri. Aku akan melakukan perjalanan ke Hanoi dengan nya. Aku akan pergi sendiri sebenarnya. Tapi setelah dia mengetahui aku pergi sendiri, diapun menemaniku.

By that time, waktu ku masih cukup ga ya? Semoga saja ada miracle berkunjung. Oh iya, hari ini aku sudah bertemu Surti dan Ady. Teman2 dekat lainnya, Ipong dan Nata, yang bolak balik memastikan apakah aku baik2 saja, memaksa mengantarkan aku menjalani treatment. Meluangkan waktu diantara training dan wedding untuk mendengar curhatku. Belum sempat ketemu, but I did called them.

Ully. Ya, sudah lama sekali tidak ertemu. Dan Ully selalu berusaha menemuiku. Harusnya hari ini kami bertemu, tapi batal karena kondisi ku. Seorang teman dari beberapa tahun yang lalu tiba2 menelpon dan menawarkan pekerjaan sampingan. Pe'i. Senang mendengar suaranya lagi.

Satu miracle terjadi. Bertemu 10 orang yang sudah lebih dari 10 tahun tidak bertemu juga sangat menyenangkan. Aku bertemu, Rini, (bersama Yuo dan Rasya), Rika, Mira, Lely, Munci, Iis, Tole, Didi, Ronny kemaren.

Ada beberapa orang yang sebenarnya cukup dekat secara psikologis dengan ku (Ryan, Boris, Ryan), tapi mereka memiliki hidup yang waktunya tidak bisa dibagi denganku. Aku menghargai itu. Tidak ada yang salah. Walopun deep down in my heart aku mau bertemu dan mengucapkan proper goodbye dengan mereka selagi aku bisa. Semoga miracle berpihak padaku.

Besok aku akan mencoba melanjutkan list to do ku. Semoga masih ada coin tersisa, sebelum time-out.

Kamis, 07 Agustus 2008

Makes me a stonger person

A friend came to my desk this afternoon, then invited me for a piece of cake and coffee. She has a serious problem I supposed.

Over a cup of coffee, she started. "I need your advise". Simply that. People around me come to me and ask for advise. Most of them come back with another need of advise. What I tell them is only a common-sense way of thinking. I didn't go to phsycology class or so in university. Well, I did have 2 -3 semester for that kind of class, but it was not my major. Only a supporting subject for my major. What taught me about life and how to deal with it is my own life.

I experienced enough. Not to mention that I am capable with all those advises. What I am telling here is I had many bad experiences in life. Started when I was a very young kid. I was about 5 or 6. The topic was I wanted something, but it was too expensive for my parents. So, I decided not to have them. I feel sad, but I managed it.

When I was about 8, my father slapped me on my face. Why? I refused to go to school walking in the rain, eventhough my mom already prepared me raincoat and umbrella. It was hurt. I feel sad but I managed it. When I was 13, I faced a truth that my father had an affair with another woman. I didn't tell anything, not even to my mom. I knew she knew it but we decided to keep it for ourself. It was painful, but I managed it.

I met a nice dutch guy. We were in love and we wanted to get married. After all preparation, on one christmas morning, I heard a very painful truth. He met someone else and decided to break up with me. I cried for two days, but later on I managed it.

The biggest disaster happened on earth. I lost contact with my parents and one of my sister. It was the biggest lost ever in my life. I found them alive few days later. I dare God for another disaster.

Several years later, I met my another part of lost soul. We feel we are for each other. After 5 years of living together, we have to say goodbye for each other. Why, his mother doesn't approve our relationship. We cried. But we manage all those sadness. It has been 3 years now, and still we have those feeling. He married to someone else and having a kid. I don't have any pain anymore. I managed my feeling so well about it. God answers my request.

Today, I, by all my painful live experiences help others in solving and dealing with their relationship. Ever heard a line,"all problem you had makes you a stonger person". That's true even more true, makes me getting wiser.

So, do you have any problem? Don't complain. Face it, deal with it. Or when you need me to talk to, just buzz me.

Rabu, 06 Agustus 2008

Ada yang sakit hati dan men terror saya

I started today with a full energy. Woke up really early. Well, 6.15 is early for me. Hari ini emang uda niat mau masak. Dimulai dengan menyiapkan bahan2, lalu masak2 deh. Beres semua, sambil membereskan laundry ke mesin cuci. Gila. Tepat jam 7.30 aku uda siap di mobil untuk berangkat.

Diperjalanan aku mendengarkan hardrock fm seperti biasa. Lalu entah dpt dorongan drmn, aku mengirimkan komentar ttg masalah yg sedang dihadapi Flip/ Dan tharaaaa, komentarku dijadikan pemenang. Walah. Aku bahkan ga tau kalo ini berhadiah. Lumayan 250rb masuk ke account ku.

What a perfect morning.

Then I had to run to a meeting with Sun System. A boring presentation, no discussion. Actually we had the sam presentation about a month ago, but one of Unit Head seems need to have another chance, so here we were. Wasting my time and skipped my lunch. Nuts.

Then I reported to my Unit Head that I will not attend the next discussion, because I already attended the same discussion before. So I put myself into an audit matters. And suddenly a shocking news came into my ears. What the hell is this going on in this life. Why there is a person hates me so much? What did I do to this person?

I don't want to cause any trouble to anybody. If my being in their relationship cause this effect, then I step back. Please stop all this things. I step aside, and I step back.

Flash back:
I received many stupid calls and emails. From a person who hide his/her identity. But it cause too much trouble to me. Bleeding and can't sleep. Even more when the stupid calls datang pas lagi focus on my work.

On the first days, only my koko knows it. He told me to ignore all of them. Later on it really bothers my daily life. You know when you received mails written like "you doomed. stay away from my babba, stupid hore.i'll make your life misserable you don't go away". I will think it only email yg salah kirim, atau orang iseng. Tapi kalo setiap hari trima email yg isinya makian pdhl gw ga tau maksudnya ini apa, gw jengah juga. Kenapa sih ga datang dan ngomong aja ke gw mau apa. I will think and consider your proposal. Mungkin aja gw approve.

Damn.

Back to today. One name comes out of my koko trace ip and sort of thing IT freak do to trace a thing. I never heard that name. Iseng aku lontarkan nama itu ke teman ku. Dan tharaaaaaaaaa, it's his girlfriend real name.

Gosh. I was freezed. Don't know how to take a breath.

Never cross in my mind that I caused so much pain to somebody until that person tortures me like that. I am sorry. I will step aside, I will step back.

I really do Sorry.

Senin, 04 Agustus 2008

The best reward is compliment from your enemy

"The director appreciates your works on the IT Security Awareness Program, your design and stuffs", my boss told me this morning. I am flattered, and continued to my another designs.

Lunch time, boys came over to my place and said,"you were star on management meeting last friday". I only smile to them and we went out for lunch.

Inside my head, I've been thinking...
A director, I don't personally know, the one who joint the community about a year ago, the one who at first I considered as a leader who will bring spontaneous, open minded and fun working environment, but later on turned out to be a leader I don't like because what people around me say about him. He critisized a lot to a unit, that he thinks that unit is like a mummy. While I know, the unit is working on something. What I don't agree with him is, he never see for himself what is going on units under him. He only heard from someone he trusted, which don't know much either. So despite of confronting with him on those matter, I started to send him all of my works. So he knows and doesn't need somebody to tell him (which can be un true information). I am looking forward to have a chance to sit and talk or arguing with him.

Today, I found out he gives me credit. WOW. He wants all my designs work bundled in one printed book.

I am happy of course. The best reward is when you got compliment from your enemy.

Minggu, 03 Agustus 2008

Dua laki2 dalam satu malam

Aku baru saja tiba di rumah. Baru saja bertemu dua orang laki2 [maaf] lemah. We had dinner and ice cream and talk.

Laki2 pertama. Seorang laki2 kuat dan tegar. Tapi hari ini menjadi begitu lemah. Karena apa? Wanita! Dia memiliki hubungan dengan wanita. [Dia pikir] inilah yang dia mau. Mereka menikmati hubungan indah. Sampai disatu ketika si wanita meminta lebih"I want a serious relationship, which has a future". Si laki2 merasa "aku rasanya tidak siap untuk komitmen". Dan si wanita pun 'mengancam' dengan kalimat"baiklah kalo begitu, stay away from me, I have a guy who wants a seroius relationship with me". Si laki2 pun menangis meraung2. Kehilangan pegangan. After meeting me, he's trying so hard to get back to life. Ya aku termasuk orang yang keras dalam hal ini. Berkali2 aku bilang"Stand up, move on". Dan dalam beberapa haripun dia sudah bisa tertawa lagi.

Tapi 10 hari kemudian, si wanita kembali. Mengatakan bahwa dia sangat mencintai si laki2 ini. Dan si laki2 kembali bingung dengan urusan komitmen. Tonight I slapped him with my words"think, what you really want. Not what other wants from you. If you don't want a commitment then don't commit. You will betray it later. If she really loves you, dia tidak akan mengancam kamu dengan "I have another guy bla bla...Now, focus to what you really want in your life for your own life. Perhaps you will not going to have them, but try to figure them first. It will be easier to do the next step".

What happen later after I spoke to him? He walked away from me. I know, I was to hard to him. But I guarantee, he will be back in his track soon, and forget everything bugging him now. I don't want him to go back to me and say "you were right". I only want him know what he wants.

Laki2 kedua. His gf is pregnant. He will marry her. He loves her. But she is not ready for those kind of pregnant and marriage things. And she never answer his call anymore. What does this guy do? Nothing.

When you madly in love, you can come to her place anytime, only to convince her that you like her. But now, when you two in a trouble, when you call her and she doesn't answer, you didn't do the same thing. Why? If you really love her, come to her place. Trying your best to see her, end explain. Let her listen to what you have in your mind. But don't push her to accept your proposal. Let her decide. It's her body who conceiving the baby and she's the one who will get through it for another 8 months. So talk to her, and ask her what she wants.

I learnt from my previous relationship. I stepped back to make things work. One of us has to take a step back. Don't push each other. Together we work this things.

Guys, cheer up. You will work this things up.

Addicted

Belajar menguatkan hati memang susah. Susah banget dah. Berkali2 aku gagal. Hal sepele buat orang lain. But it's a great deal for me. Aku sedang memaksa diriku untuk stop contacting someone I addicted to. Ha ha ha! Ya silahkan tertawakan aku.

Berkali2 mencoba, dan selalu gagal. Hari ini aku mencoba lagi. Dan sejauh ini sudah berhasil. Hahaha baru jam 2 sore. Masih panjang waktu yang harus kutemput, tapi aku bangga pada diriku.

Banyak orang bermulut manis. Memberi sejuta kata indah sehingga yang mendengar menjadi terbuai. Itu keahlian orang itu. Sebut saja Mr. G. Aku lah yang dibuainya, sampai aku termehek2. Apapun yang aku lakukan, selalu inget dirinya. Padahal, boro2 deh dia inget aku (kecuali butuh bantuanku). Dasar aku nya aja yang bodoh.

Dari tadi aku memegang telp. Tidak tanggung2. Telp rumah, telp gsm, dan cdma. Semua tepat berada di depanku. Diap mendial nomornya. Siap dengan sejuta kata2 yang ingin aku sampaikan padanya, padahal ga penting banget. Biasanya hanya "hey, lagi dimana? eh, gw mau tanya dong, film yang lo tonton waktu itu bagus ga? gw mau cari dvdnya..."huahahaha. Ga tau mau. Ada aja alasan2 bodoh untuk menelpon dia.

Dia memang tidak pernah berkata kasar ketika menjawab telp ku. Selalu menjawab dengan manis. Bahkan dengan pertanyaan2 yangmembuat aku merasa penting untuknya, "udah makan belum lo, udah jam segini lho. mau sakit?" Uhuyyyy...aku langsung ge-er gitu. Parah.

Kalo diibaratkan kecanduan narkoba, pasti aku udah tingkat tinggi nih. Kalo bandingannya penyakit cancer, aku pasti ada di stadium lanjut. Susah untuk disembuhkan. Hari ini, sekali lagi aku mencoba. Bertahan sampai dia menghubungi ku. Kalo tidak, tidak boleh aku duluan. Titik.

Sabtu, 02 Agustus 2008

Ya, karma itu ada

Aku terhenyak. Tak pernah menyangka. Seorang teman, yang kuanggap teman biasa, begitu tulus memberi tangan, membantuku. Dia bahkan tidak berani melangkahi sahabatku, "Jika sahabatmu tidak bisa, jangan pernah ragu menghubungiku. Aku akan menemanimu menjalani treatment itu". Dia merasa, aku telah memberi begitu banyak waktu dan tenagaku untuk nya, untuk keluarganya dan untuk kegiatan kantornya ketika aku masih sehat. Kini dia ingin membalas sebisa mungkin semua yang telah aku lakukan. Itu yang dikatakannya kepada ku.

Mamiku adalah orang yang mengajarkan banyak hal tentang berbuat baik kepada sesama. Dia tidak pernah mengajarkan dengan berkata2. Tapi aku melihatnya melakukan banyak hal baik sejak aku masih kecil. Dengan sendirinya semua terbawa sampai kini.

Jadi aku hanya ingin berbuat sesuatu yang baik buat semua orang. Kadang ada rasa aneh yang muncul. Ketika aku mendengar berita seseorang dari keluarga temanku meninggal dunia, berduka, atau ketika salah satu dari temanku sakit, dirawat di rumah sakit, hatiku tidak tahan untuk tidak bergerak. Lagi sakitpun aku bisa punya banyak tenaga untuk mengunjungi mereka. Ada kelegaan tersendiri setelah bertemu mereka.

Dilain kesempatan, sekumpulan orang I hardly know, menyempatkan waktu, pikiran dan hati mereka untuk kesembuhan ku. Unbelievable. Lain lagi waktu teman yang aku pikir hanya seorang teman sangat biasa dengan segala usaha, berusaha mengundangku ke pernikahannya. Aku terharu. Ketika dia mengirimkan undangan sampai dua kali, karena alamat pertama nyasar, dan menelponku berkali2 memastikan agar aku menerima undangan dan memastikan aku bisa datang. Wow, aku ada artinya buat orang lain.

Mungkin segala peristiwa ini memberi pertanda yang sangat jelas, jangan pernah berhenti berbuat baik. Tidak semua perbuatan baik mu terhadap seseorang akan kembali berpulang baik dari orang tersebut. Tapi bisa dari penjuru mana saja. Karena aku pernah kesal, ketika orang yang sangat dekat denganku tidak menghargaiku. Aku pernah merasa sedih, seorang teman berkata"Ternyata seluruh jerih payah gw merawatnya selama ini ga ada bekas apa2 dimatanya". Orang yang dibicarakan adalah sahabatku. Akupun berusaha menenangkan teman ini. Walopun aku sebenarnya setuju dengan pendapatnya.

Terkadang, seorang sahabat, orang yang kita anggap sahabat, turned out to be a monster yang hanya muncul ketika dia butuh kita. Tetapi hilang ditelan bumi ketika kita butuh mereka. Well, mereka ada, tapi kita tidak menjadi prioritas utama nya untuk datang menolong atau menemani kita.
Kembali ke hari ini, aku terhenyak. Ternyata seorang teman (teman biasa, tidak pernah aku consider sebagai sahabat) menganggap apa yang telah kulakukan sangat istimewa. Aku terharu. Asli. Sangat terharu.
Aku percaya karma itu ada.

Talk to me - I will help

Pong dan aku terlibat diskusi seru tentang how to mendidik Nika. Nika is only 8 month old. Tapi sudah tau bagaimana mendapatkan apa yang dia mau.

Ketika Nika dimasukkan kedalam box nya untuk ditinggal dan main2 disana, Nika mau saja. Attraction nya pasti lari ke semua mainan yang berwarna warni di dalam box. Beberapa menit kemudian, Pong menghampiri box Nika dan Nika segera menjulurkan kedua tangannya keatas sebagai isyarat untuk minta di gendong. Pong says no dan meninggalkan Nika. Nika menjerit2 dan menangis. Membanting badannya sendiri dan menendang2 mainannya. Pong kesal sekali. Kenapa anak seusia Nika sudah bisa beradat seperti itu.

Pong terlihat putus asa. Dia tidak ingin menuruti yang Nika mau, tapi dia pun tidak ingin melihat Nika beradat seperti itu. Menurut Pong, itu kolokan. Tidak boleh dibiarkan. Dan yang dilakukan Pong dan istrinya adalah mengolok2 Nika, berkata kepada Nika itu hanya tingkah boongan, anak kecil tukang boong, menangis untuk mencari perhatian.

Pong dan istrinya tidak boleh begitu. Jangan meninggalkan anak yang menangis dan tidak mendengarkan mereka. Sampaikan kepada anak, bahwa mereka harus melakukan yang diminta karena apa. Jangan katakan sesuatu hanya karena "because I said so". Kalau Nika minta digendong keluar dari box nya, dan si papa tidak mau melakukan itu, sampaikan kepada Nika,"papa masih ada pekerjaan yang harus papa selesaikan, sebentar lagi ya, kamu main dulu disini, nanti kita main begitu papa selesai". Mungkin kita pikir anak umur 8 bulan tidak bisa mengerti. Tapi percayalah. Mereka mengerti. Reaksi pertama mungkin mereka tetap menangis. Memaksa papanya (mamanya) untuk menuruti permintaan mereka. That's alright. Tapi jangan dituruti. Dan jangan dikasari. Beri mereka pengertian, bukan hukuman ataupun mengabaikan mereka.

Sophie, seorang teman lain, mempunyai cara yang menarik dalam mendidik anaknya. Anaknya saat itu berusia sekitar 1 tahun, dan selalu rewel ketika ditinggal pergi bekerja. Menangis dan berteriak2. Tapi Sophie tau cara menanganinya. Sophie menyampaikan "mama pergi kerja dulu ya, mama mau cari duit agar bisa beli sepeda untuk kamu. kamu mau punya sepeda kan?". Setiap pulang kerja Sophie menunjukkan uang logam 500 rupiah kepada anaknya sebagai uang didapat dari bekerja. Lalu mereka bersama2 memasukkan uang coin tersebut kedalam celengan ayam, "nanti kalo celengannya sudah penuh, kita pergi beli sepeda buat kamu". That way Sophie mendidik anaknya untuk 1). Mama bekerja untuk mendapatkan uang agar bisa beli sepeda. 2). Kamu bisa mendapatkan sepeda jika kamu mau menabung. Very nice.

Kata Pong lagi, Nika sekarang ga mau disuruh tidur di ranjang. Maunya digendong dulu sampai terlelap baru bisa diletakkan di ranjang. Kalau langsung dipaksa tidur diranjang, Nika bisa ngamuk. Ketika meminta Nika tidur di ranjang, semua harus tidur juga. Kalau masih ada aktifitas lain, lakukan diluar kamar. Nika tidak akan mau tidur, kalau papa/mamanya masih sibuk nonton TV dikamar. Walopun sudah ngantuk berat, dia tetep mau terlibat di aktifitas orang lain. Makanya dia mau digendong. Jadi seolah2 dia tidak perlu tidur.

Selalu sampaikan kepada anak kenapa kita melarang mereka melakukan ini dan itu dan harus melakukan ini dan itu. Beri alasan simple yang gampang dimengerti. Jika minta anak untuk makan, maka makan lah bersama mereka. Tunjukkan dalam perbuatan dari pada hanya dengan kata2. Tapi ucapkanlah dengan kata2 agar mereka mendengar apa yang kita minta dari mereka. They will learn.

It is funny sometimes. Almost most of the time. Orang yang berkeluarga dan memiliki anak minta pendapatku bagaimana mendidik anak. Hahahaha. Seharusnya dulu Pong menikahiku. Seharusnya kami memang menikah, tapi perbedaan ras dan agama membuat Pong memilih meninggalkan aku. Membiarkan aku hidup sendiri dan dia memilih orang lain untuk dinikahinya. Aku tahu kecocokan kami dalam banyak hal. Dari keputusan tidak mau menggunakan baby sitter jika punya anak, pendidikan apa yang akan kita berikan untuk anak, bagaimana membuat kopi, berapa banyak gula is banyak untuk suatu minuman dan makanan, bagaimana mencuci mobil, bagaimana memilih baju yang nyaman, wewangian apa yang enak sampai cara mengolah makanan.

Aku sama sekali tidak ingin menyalahkan nya ataupun menyesali yang telah terjadi. Itu bagian dari perjalanan hidup yang membuat kita kaya dan menjadi lebih baik. Apapun, bagaimanapun, aku akan tetap membantunya, mendidik anaknya. Mendamaikannya ketika ribut dengan istrinya, membantunya memutuskan masalah pekerjaan yang rumit, even memilihkan vitamin apa yang cocok untuknya.

Sebenernya siapapun bisa datang padaku. Aku akan menolong sebisaku. Aku memang tidak mempunyai pengalaman berumah tangga, mempunyai anak, mendidik anak, tapi common-sense dan gift yang kubawa sejak lahir memperkaya diriku dan aku ingin membaginya dengan siapapun.