Selasa, 02 September 2008

Semua menjadi indah pada waktunya


Tiga hari untuk selamanya? Amin. Seorang bapak tua dari Belanda mendoakan kami. Ibu pengantin wanita mendoakan kami. Pengantin pun mendoakan kami. Lalu kamipun berlutut, memohon doa kepada Tuhan, semoga ini awal hubungan yang diberkahi. Amin.

Sewaktu berenang siang itu, kami berkenalan dengan Pak Arif (nama muslimnya, beliau orang Belanda). Beliau bercerita tentang kehidupan nya. Sangat menarik. Pernikahannya dengan seorang wanita membawa banyak keberuntungan dalam hidup mereka. Dia bahkan mengatakan, siapa tau kali ini keberuntungan itu akan menjadi milik kami. Kami hanya berpandangan.

Pergi ke pemberkatan pernikahan selalu mengharukan. Suasananya selalu membuat jantung berdetak lebih cepat. Gugup, senang, dan rasanya ada aliran aneh di hati. Tapi kali ini, rasa yang timbul adalah aku merasa damai, nyaman, dan tanpa disadari air mata ku mengalir. Kings merengkuh bahuku, mengecup keningku lalu mengajakku berlutut. Aku mengikuti nya.

Choir sangat menyentuh perasaan. Pemilihan lagu yang bagus dinyanyikan oleh orang yang tepat. Perfect.

Pada saat bermingle ria malam itu, semua orang mempertanyakan cerita pertemuan the bride and the groom. Aku dan Kings adalah saksi pertemuan mereka. Kami adalah matchmaker mereka. Semua orang meminta pengantin melakukan favor yang sama, yaitu menyatukan aku dan Kings.

Dear God, if we are meant for each other, mohon satukan kami dalam kebaikan. Amin.

Tidak ada komentar: