Kamis, 31 Juli 2008

Bosen

Lumayan bosan beberapa hari ini. Hanya mengurusi design. Tidak ada tantangan berarti. Sudah dipublished, bahkan masih punya stock untuk di release beberapa hari kedepan. Damn! Mau apa lagi ya...Buku DRP yang seharusnya uda mulai dibaca malah dianggurin aja.

Masih masalah perhatian nih...

It seems useless deh rasanya. Kamu harus mengupdate seseorang setiap saat tentang kondisimu. Tapi ternyata orang itu sendiri ga inget [atau ga peduli?] apapun yang kamu sampaikan.

Males kan? Ngapain kasih kabar ini itu? Wong yang dikabarin aja tidak give a damn care. Ironicnya orang ini selalu bilang, nanti kabarin aku ya. Dan dengan bodohnya aku mengabari orang ini.

Mungkin tidak wise kalau harus menguji seseorang. Tapi aku kan terlahir sebagai profiler dan auditor. Ha ha ha. Seperti pesan biasanya, "nanti kalo uda sampe rumah telpon aku ya", begitu pintanya. Sekarang, tidak seperti biasanya, aku tidak menelponnya. Aku biarkan saja. Aku hanya mau tau apakah dia really do care about me, dan ingin memastikan aku tiba di rumah dengan selamat, atau itu menjadi kalimat penutup when we saying goodbye after a meeting. Dan it turned out to be substitute for "bye bye".

Logically kan, kalau aku yang biasanya dari suatu tempat menempuh perjalanan ke rumah hanya memakan waktu 30 minute, then jika udah 1,5 jam ga telpon ngabarin dia kalo aku udah di rumah seharusnya dia akan telpon aku balik dong. Kenyataannya. Dia ga telp aku sampe besoknya aku telp dia. Dan tidak ada pertanyaan apapun, koq semalem ga telp aku pas nyampe rumah. Hahahahaha. Selama ini aku terjebak dalam rasa "duh, senangnya ada yang memperhatikan aku". Ternyata aku lah yang bodohhhhhhhh!!!

So, now on, ga ada deh ya lapor sana sini. Cukup.

I learnt something from a friend of mine. Ketika dia worry sekali, apakah aku bisa tiba dirumah dengan selamat, karena kondisiku yang tidak begitu sehat, sedangkan akau harus menyetir sendiri dan menolak untuk dianter pulang, teman ku ini tepat 10 minutes sejak aku tiba di rumah, dia menelpon untuk memastikan apakah aku tiba di rumah dan baik2 saja. Nice. Don't need to berlagak berlebihan. Lakukan saja. Tunjukkan saja bahwa you care.

Rabu, 30 Juli 2008

http://widget-a0.slide.com/widgets/slideticker.swf" type="application/x-shockwave-flash" quality="high" scale="noscale" salign="l" wmode="transparent" flashvars="cy=bb&il=1&channel=2882303761522570656&site=widget-a0.slide.com" style="width:400px;height:320px" name="flashticker" align="middle">

Doubled - Egg Yolk

Udah dari kemaren malam, muntah melulu. Reaksi obat. Melelahkan. Hari ini dibawain ikan bakar. Tapi pedes banget. Jadinya ga bisa makan. Akhirnya setelah tak mampu menahan lapar, aku mengintip isi kulkas. Banyak daun seledri (untuk juice nya bokap), belimbing, timun, tomat, fanta, sprite, mango juice...dan aku ga tau mau makan apa.

Akhirnya aku meraih 1 butir telor. Bikin telor ceplok aja lah. Menyiapkan minyak bersih, memanaskan, lalu plok! telur aku masukkan ke wajan. Heh? Kuningnya ada dua!!! Gees. Sebenarnya bukan hal baru dikeluargaku. Nyokap mendapatkan telur kembar kuning begini udah beberapa kali sejak menunggu adikku melahirkan. Lalu udah lama ga dapet lagi. Dan sekarang aku yang dapet.

Dulu nyokap pikir bakal dapet cucu kembar. Tapi ternyata tidak. Hahahaha, ga punya turunan kembar. Tapi aku lebih percaya akan mendapat rejeki besar. [Amin]

Mari kita lihat besok. Rejeki besar apa yang aku dapat.

Selasa, 29 Juli 2008

Herbal vs. Racun

Di keluarga, aku termasuk anak yang rajin ke RS. Dari kecil, aku tidak pernah takut untuk pergi ke dokter gigi ataupun ke dokter lainnya. As far as I remember, waktu masih TK, aku ga pernah menolak untuk pergi ke dokter gigi setiap saat ada gigi yang mulai goyang dan harus segera dicabut. Mungkin karena aku ngincer sepotong besar semangka setelahnya. Ha ha ha, ya aku selalu dijanjikan sepotong besar semangka kalau mau ke dokter gigi.

Lalu waktu SD, semua harus imunisasi tetanus. Gosip yang merebak dikalangan anak2 sekelas adalah suntikan ini mematikan. Sakit sekali. Karena pake jarum suntik yang dibakar. Aku jadi semakin penasaran. Masa sih? Ketika tiba harinya untuk anak2 di kelasku, ada yang nangis ketakutan, ada yang pengen pulang, tapi aku malah pengen yang di suntik duluan. Hahaha. Aku ga tahan harus nunggu dan mendengar atau melihat reaksi orang2. Jadi mendingan aku yang duluan. Dan hasilnya? Sakit. Sumpah mampus sakit banget.

Waktu akhir tahun di SMP, saat itu kami sekeluarga just returned dari Norway. Ga tau apa sebabnya, aku sempet hampir lumpuh. Gabisa berdiri. Kaki kiriku lemah. Setelah di scan dan ini itu, ketahuan ada benjolan beisi cairan di antara sendiri lutut. Pengobatan ini itu aku jalanin. Pindah ke rumah sakit besar, dirawat sampai 2 bulan. Setiap hari suntik ini itu. Melelahkan. Sampai akhirnya mendapat perawatan herbal dari seorang kenalan. Perawatan ini lumayan menyiksa, karena kombinasi berbagai daun dan kulit pohon membuat kulit ku panas terbakar. Tapi justru obat ini yang membuat benjolan berisi air di dalam sendi ku hilang. Nice.

Episode berikutnya masalah sinusitis. Belajar dari pengobatan berikutnya, aku menolak saran dokter untuk melakukan operasi. Lagi2 aku mengambil perawatan herbal. Dan yes, it healed. Sampai hari ini (mmm...udah lebih dari 15 tahun yang lalu bo!)

Aku semakin rajin mencari tau herbal2 yang dapat dugunakan sebagai obat. Aku tidak takut dengan pengobatan medis, tapi aku tidak percaya dokter (maaf ya...) Pastinya tidak semua dokter bertabiat sama. Mungkin hanya sebagian kecil saja. Tapi mengganggu sekali. Terlalu banyak coba2 mentreat pasien, dan yang lebih parah, si pasien dibuat mengkonsumsi obat2an yang seharus nya ga perlu. Sekarang, aku banyak belajar tentang obat2an. Merk obat dan kandungan didalamnya. Sebisa mungkin hanya mengkonsumsi obat jika memang harus. Gunakan dosis serendah mungkin.

Berhubung aku have cancer dan harus emndapatkan treatment kimia yang amit2 deh biaya dan sakitnya, aku mulai lagi terinfected dengan obat2an medis. Mulai kemaren, aku memutuskan untuk menghentikan semua obat2an itu. Banyak yan gtidak setuju. But, it's my life anyway. Jadi aku punya hak untuk itu. Lagian, ginjalku sudah mulai rusak. Terlalu banyak kimia yang tidak bisa diolah.

Lagian, aku selalu memberi orang2 rumah obat2an herbal. Dan mereka dengan cepat sembuh. Papaku punya tekanan darah tinggi. Tingginya sampe diatas 200. Pernah dia minum obat dari dokter. Malah makin tinggi tekanannya. akhirnya aku stop aja. Coba browsing around. Ternyata selain timun dan belimbing yang biasa di konsumsi, juice seledri adalah obat mantap. Tekanan nya cepat sekali turun.

Sekarang akupun mau mengkonsumsi herbal saja. Aku yakin dan percaya, semua akan lebih baik.

Why ?

I hate today! I also hate last nite, a moment before I fell asleep. I hate when he didn't reply my message. Then, why do I need to inform him if he didn't care after. This morning also another hit I received. Is it only me?

Need somebody, to hold me now.


Minggu, 27 Juli 2008

Ordinary day

Arrived late at home last night. Called him on the phone, get my self comfortable in my bed.

This morning, I feel so over worked out. I didn't do much things yesterday. Only driving for 50 km. Selebihnya he took the wheel. Mungkin karena aku uda ga pernah melakukan banyak activity selama ini.

Nyokap is out of town because her sister has passed away. I have to help get things done at home this morning. Get the laundry, the breakfast dan the lunch. I got everything done quickly. Then aku haeded to Ballare. Massage sampe ketiduran. Lalu facial kesakitan. Aneh juga, biasanya ga sesakit ini. Semua daging di tubuh gw sakit banget kalo di sentuh.

Pulangnya stop di soto kudus. Makan soto campur, sate usus, kerupuk kulit, dan es jeruk nipis. Yummy dan bikin aku sakit perut setengah mampus setelahnya. Kepala kliyeng2. Masuk kamar dan tidur saja lah. Dosa besar nih, abis makan langsung tidur lagi.

Baru terbangun karena denger bunyi geledek. Pusing. Akhirnya browsing2 aja deh. Nemu banyak image2 bagus. Buat pertimbangan tattoo baru.

Sabtu, 26 Juli 2008

Pergi keluar (going out for fun)


Setelah hampir seabad rasanya tidak duduk2 gembira ama teman2, akhirnya kemaren aku pergi keluar (going out for fun maksudnya). Ke Bogor. Teman baik yang tinggal di Bogor mempromosikan ada pizza seperti yang kita makan di Trawangan. Berangkat bareng Affe. Lalu di jemput Ucy dan Ben begitu sampe di Edward Forrer.


Ternyata tempat yang jual pizza tungku ini namanya Kedai Kita. Ga jelas gitu namanya. Aneh. Yang lebih aneh lagi pas liat menu2nya. Semua makanan ada. Ga jelas konsepnya. Tapi ya rame2 aja. Kayanya sih, di Bogor, mau jual apa aja pasti laku.


We ordered BBQ pizza with smoked beef and extra cheese. Yummy! Lalu Zuppa Soup, mie ayam hot plate, juice strawberry, hot chocolate, cinderella slush, kopi jawa...Well, semua enak. Mungkin suasananya yang enak banget. Teman2 dekat.


Sebenarnya masih mau keliling lagi makan ini dan itu. Tapi kita harus segera kembali ke Jakarta. We will be back. Masih ada soto, combro dan makanan2 inceran lain yang harus dipenuhi panggilannya. I had a great time.

Jumat, 25 Juli 2008

Sinting!

Lama2 kayanya aku makin ga tahan deh tinggal di lingkungan seperti ini. Dari berangkat keluar rumah menuju tempat kerja yang hanya berjarak 15 menit perjalanan aja, aku menemukan bayanyak hal yang mengesalkan hati. Sopir angkot sudah bukan satu2nya musuh dijalan. Pengemudi mobil pribadi pun udah sama gilanya di jalan raya. Maen klakson seenak jidat, jalan di lintasan garis, memotong jalur di garis yang tidak putus2, aduuuuuuuuhhhh. Insaf deh. Belum pengendara motor yang melintas tiba memotong dari kanan ke kiri di depan mobil ku.

Tau dong ada sign : belok kiri boleh langsung. Nah it means, jalur paling kiri jangan diisi kalo memang mau berjalan lurus, apalagi kalo lampu merah. karena kita2 yang mau belok kiri jadi menunggu dibelakang kendaraan lain yang mau lurus. Huuuuhhh. Kalo begini aja polisi ga ada yang mau ngatur jalanan. Kalo di jalan yang seharusnya ga boleh belok kiri langsung, polisi pada nungguin tuh setelah belokan, "prittttt! Dapet deh ".

Pernah kitalagi makan siang di foodcourt itc bsd. Temen ku makan di counter solo. Lupa apa namanya. Aku waktu itu makan di KFC karena mau cepat. Kita duduk di meja yang sama. Begitu selesai, kita segera pergi, karena ada meeting jam 13.00. Tiba2 petugas dari counter solo menghampiri teman saya dan bilang, "bapak belum bayar". Temen ku kaget. Segera merogoh saku bajunya, dan menunjukkan struk pembayaran. "Lah, ini kan udah mba!. Gimana sih? Dan si mba ngeloyor aja." Ga ada minta maaf, ga ada malu" Sinting!

Hari ini lebih gila. Beli tiket pesawat. Go show di airport. Nyokap harus berangkat ke Medan, karena kakaknya nyokap meninggal dunia. Stop pertama di counter Lion Air. Masih dilayani dengan baik. Tapi penerbangan berikutnya terlalu siang. Pindah ke counter AirAsia. Dengan santun si mbak cantik berujar "Mohon maaf, seluruh tiket untuk penerbangan kami telah terjual". Pindah ke terminal lain. Sriwijaya. Ada pesawat yang akan berangkat dalam 30 minutes. OK. Check ini itu, print tiket, udah makan waktu 10 minutes. Lalu nyokap langsung masuk antrian di Xray gate. Lambat sekali. Lalu aku memastikan ke counter tadi, apakah masih perlu melakukan proses ke counter checkin di dalam. Karena pasti akan makan waktu. Petugas yang tadi melayani kami menjawab. Iya, dan harus bayar airport tax dulu. Aku bilang, apa ga bisa semua dilakukan disini saja? Karena waktu nya udah mepet? Dia bilang tidak bisa. Nyokap saat itu sudah mengantri di line yang panjang dan lambat sekali. Aku sampaikan sekali lagi jangan sampai kita beli tiket, tapi ga bisa terbang, dengan alasan telat checkin. Padahal beli tiket juga 30 minute sebelum terbang. Denga santai si petugas tiket tadi bilang "dipercepat saja". Aku bertanya, "dipercepat bagaimana?" Aku pikir dia akan membantu dipercepat proses entry melalui gate lain, karena mengejar pesawat. Taunya dia hanya berulang2 bilang,"ya dipercepat saja" Sinting! Bicara seenak nya apa yang keluar. Ngerti ga sih apa itu "dipercepat?" Dipercepat itu artinya melakukan usaha lain/lebih agar proses normal menjadi lebih cepat. Nah, jika tidaka ada yang bisa dilakukan untuk mempercepat, apanya yang mau dipercepat?

Dooooh, ini Sriwijaya, gimana sih men trained staff nya. Ajarkan cara bicara yang benar. cara bertutur kata yang santun. Jangan asal ngeludah. Meludah aja ga boleh sembarang.

Kenal ga sih proses screening, training, service excellent? Tempatkan petugas yang sesuai dengan keahliannya. Kalau orang yang sama sekali ga ada sense of caring, jangan di tempatkan di bagian customer service. Sukur2 dapat orang yang punya skill dan berparas ganteng atau cantik. Customer pasti akan senang. Arrrgggggggggg. Kenapa aku harus dealing dengan orang2 aneh begini.

Minggu, 20 Juli 2008

A drama : I love her and I love her, too

Aku kenal baik lelaki ini. Namanya Dimas. Aku telah mengikuti sepak terjangnya dengan para wanita. Ya, Dimas adalah temanku sejak masih di Uni.

Years ago, cewe pertamanya (Anggia) dijalani dlm hubungan pacaran selama 5 tahun. Akhirnya berpisah, dengan alasan perbedaan agama. Anggia menikah dengan lelaki lain beberapa saat setelah perpisahan itu. Sakit? Pasti.

Cewe berikutnya adalah Inneke hanya berjalan beberapa bulan saja. Inneke cantik sekali. Tapi terlalu banyak perbedaan, terutama masalah harta. Inneke dari kalangan jetset. Kesamaan mereka hanya ada pada kebutuhan sexual saja. Akhirnya Inneke menemukan cowo barunya, yang sederajat secara sosial ekonomi menurut keluarganya. Sementara itu Dimas berpetualang dari satu cewe ke cewe lain, tidak ada satupun yang serius.

Lalu entah bagaimana, Dimas sempat kembali ke Inneke yang jetset tadi ketika Inneke putus dari cowonya. Lagi2 karena kebutuhan sexual. Beberapa bulan kemudian, Inneke menemukan pacar baru. Dimas pun kelimpungan. Merasa kalah angin di depan teman2 yang lain, dia menggaet Diana, cewe orang lain, yang cowonya sedang bertugas diluar kota untuk waktu yang lama. Dimas sangat mengerti memanfaatkan kelemahan orang lain. Diana yang haus belaian pacar resminya pun berhasil digaetnya. Dijadikan pacar sambilan. Intinya sama2 mau, sama2 butuh. Lalu kembalilah si pacar resmi ke ibukota. Dan, dengan terpaksa dilepaskanlah Diana.

Lalu ada Angel, cewe cantik, baik hati, rajin beribadah, seiman, supel dan pinter yang ingin dijadikan pacar olehnya. Seperti biasa, aku selalu menjadi tempat konsultasinya. Dan ya, ini adalah cewe yang tepat untuk Dimas menurutku. Aku pun dengan semangat mengompori mereka berdua walopun dua2nya udah saling suka.

Dilain kesempatan masih dalam bulan yang sama, dalam sebuah perjalanan, Dimas mengenal Devi, cewe yang menarik, pintar tapi tidak seiman. Cantik? Ya. Selebihnya? I don't like her. Kenapa? Karena dari kesan pertama, aku merasa Devi ini just an ordinary cewe seperti cewe2 yg sebelumya diajak tidur oleh Dimas. But what can I say. Yang jatuh cinta kan Dimas, bukan aku. Akupun stay aside, tidak ingin mempengaruhi apa2. Seperti biasa aku akan mendukungnya habis2an jika itu baik, tapi jika kami tdk sependapat, aku lebih baik diam. Tidak ingin menjelek2an. Tidak baik itu. Itu juga yang dilakukan Dimas.

Angel dan Devi dibawa Dimas dalam satu hubungan pacaran segitiga. Aku pernah berkomentar pada Dimas, "kamu tidak akan bisa dapat dua2nya, pilih salah satu atau kamu akan kehilangan dua2nya". Dimas masih bingung memilih yang mana untuk dipertahankan. Angel merasa ada yang salah dalam hubungan tersebut dan memastikannya kepada Dimas. Karena Dimas tidak bisa memberikan jawaban yang layak, Angelpun mundur dari hubungan pacar secara baik2 dan mereka tetap dapat berteman. Angel merasa dirinya diduakan, itu yang disampaikannya kepadaku. Aku tidak bilang apa2. Angel bilang ada hati yang harus di protec didalam dirinya. Dan hanya dia yang bisa melakukannya. Dia tidak ngin orang lain menghancurkannya.

Sayangnya mereka tidak pernah menyampaikan pada dunia (kecuali padaku) bahwa mereka sudah tidak berpacaran lagi. Jadi people around them taunya they are still in the relationship. Angel dan Dimas memang tetap bisa berteman karena mereka memang memulainya sebagai teman dan mereka berada dalam dunia kerja yang sama.

Devi tahu sejak awal bahwa Dimas berpacaran dengan Angel. Saat itupun Devi sedang berpacaran dengan lelaki ganteng (ya, aku melihat fotonya). Devi dan Dimas merasa mereka tidak perlu munafik, karena saling membutuhkan secara sexual. Pada akhirnya Devi tahu, bahwa Dimas dan Angel telah berpisah, Devi seperti telah memenangkan pertarungan, tentunya merasa happy. Dan ingin dibawa ke public dan dikenalkan dengan teman2 yang lain. Sayangnya Dimas tidak menginginkan itu. Dia tetap mau orang2 berpikir bahwa dia masih mempunyai hubungan pacar dengan Angel. Karena apa kata dunia, kalau tiba2 Dimas mengenalkan Devi sebagai pacarnya, sedangkan orang2 taunya Dimas pacaran dengan Angel. Dan orang2 itu semua adalah teman2 sekantornya. Oh no. I can't do that. Itu kata Dimas kepada ku (dan kepada Devi).

Berkali2 Devi meminta dan meminta. Akhirnya setelah menunggu dan menunggu, Devi tidak mau lagi menunggu lebih lama. She had enough. Devi meninggalkan Dimas. Devi merasa dirinya sia2 memberi semuanya tapi tidak diakui juga. Devi benar2 marah dan kecewa. Bahkan tidak mau lagi memberi kesempatan kepada Dimas. Bahkan Devi tidak mau menjawab telpon Dimas. Aku diminta Dimas membantu menjelaskan hal ini ke Devi. Telponku pun tidak dijawab oleh Devi. Dan Dimas pun menangis. Memohon diberi kesempatan lagi. I love her and I love her, too. Gubraks.

Aku hanya bengong. Aku pikir Dimas telah berubah pikiran, ternyata tetap aja !

Sabtu, 19 Juli 2008

Dibodohi rasa kasian

Pernah memiliki teman baik, sahabat, bestfriend, soulmate friend or whatever you called them ? Dalam satu babak kehidupanku, aku pernah keluar dari lingkaran yang telah menjebakku dari rasa kesatuan dan keterikatan dalam istilah tesebut. Ya, waktu itu aku merasakan hubungan yang tidak seimbang. Aku merasa aku telah berlebihan. Mungkin aku over-owned terhadap seseorang. Jadi it was only me yang merasa bahwa dia adalah sahabatku sedangkan dia tidak merasa demikian. Kasar2nya ya...orang bego juga bisa lihat. Kalau dia sedang sakit, aku yang akan ada disana siang malam, membantunya membersihkan diri, membantu membersihkan muntahannya, menggantikan bajunya. Membawakan semua yang dibutuhkannya. Sebagai manusia biasa, pastinya akupun mengharapkan seorang sahabat akan melakukan hal yang sama untukku. Kenyataannya? I've been sick sejak October tahun lalu. Menjalani terapi ini itu. Berapa sering dia ada disampingku? Not even one. Nol. Ga pernah. Hahahaha. Semua juga melongo, mulut menganga lebar. Mungkin dia sedang berada di luar daerah? Atau mungkin dia sedang berada di luar negeri? Hihihihii....dia cuman sekitar 30 menit perjalanan dari tempatku. Tapi dia tidak pernah muncul.

Well, ga fair juga kalo dibilang dia tidak peduli terhadapku. Dia selalu mnelponku. Menanyakan kondisiku. Dia bilang dia peduli banget sama aku. Tapi dia ga pernah muncul. Ada yang bisa percaya? Pertama2 sih aku pikir dia sibuk sekali dengan pekerjaannya. Tapi, ini abad technology. Huahahaha...ada Friendster, ada Facebook dan ada Multiply yang menerangkan semua kondisi kepadaku. Dia ada di mana2 berkumpul dengan banyak teman2 berbeda, hangout, ngopi, party...you name it. Tapi dia tidak pernah sekalipun datang ke tempatku ketika aku sakit.

Akhirnya hal itu aku sampaikan secara terbuka padanya. Dia sedih sekali katanya. Dia punya banyak keterbatasan. Tapi dia ingin sekali menemaniku melewati hari2 perawatan. Tekadku yang sudah bulat untuk tidak bertemu dengannya lagi seketika hilang. Aku merasa kasian padanya. Apalagi dia bilang, bahwa hanya aku satu2nya yang dia punya, yang mengerti dia.

Tapi, aku hanya manusia biasa. Setelah memberinya kesempatan lagi, akhirnya aku tiba di ujung jalan. Jalan yang ingin aku lalui dengan orang2 yang bisa menemani aku. Dan aku tahu dia tidak bisa. Maafkan aku kawan. Aku harus meninggalkanmu. Aku tidak bisa membiarkan kamu menggunakan akhir waktu ku hanya memikirkan yang terbaik untuk mu, tapi aku perlu banyak waktu untuk diriku dan orang2 yang benar2 sayang padaku.

Jumat, 18 Juli 2008

kecil & BESAR

Aku merasa kecil sekali di tengah keluarga besar ku. Bukan arti secara harfiah. Itu sih memang ;p Semua adik2 ku sukses berat dalam hidup nya. Walopun ada yang ga bekerja, tapi dia tetep hidup seneng karena suaminya kaya raya. Bukan karena warisan lho, tapi karena emang seorang pekerja yang sukses. Ini jadi nilai plus plus dimata keluargaku. Menantu kesayangan lah ibaratnya.

Adikku yang lain, seorang PR ternama. Pergaulannya sangat luas, dikenal di tingkat pemerintahan pula. Suaminya dari kalangan militer. Walopun secara keuangan mereka tida sehebat adikku yang tadi, tapi adikku yang ini favorite keluarga. Adikku yang ini memang sangat menyenangkan.

Adikku yang paling bontot sekarang justru sudah punya perusahaan sendiri. Well, peruhaan kongsi sih sebenarnya. Bisnisnya worldwide. Dalam 1 tahun sejak selesai kuliah, pendapatannya sudah berjuta2 rasanya. Dan dia tidak memerlukan capital selain otaknya untuk berbisnis. Aku sangat bangga dengan adikku yang ini.

Lalu, siapakah aku? Hanya seorang pegawai biasa. Posisi managerial level di IT company ternama. Tapi ya itu, biasa2 saja. I don't have certain talent like others. I just want to work and creat things. Keahlianku hanya di profiling. Tapi aku tidak menemukan company yang membutuhkan profiler. Jadinya, ya aku tetap tak berarti banyak untuk sebuah perusahaan IT.

Intinya, dibanding adik2 ku, dan keberhasilan orang tua ku, aku tidak ada artinya. Terus terang ini membuatku minder. Sering aku hanya terpaku tidak tau harus bagaimana kalau tiba dalam situasi dimana orang tuaku sedang membanggakan anak2 nya yang lain. Suatu hari, papaku sedang berbicara di telpon dengan salah seorang adik ku,"si adek mau renovasi rumah papa nih, banyak duit nih dia sekarang". Dengan bangga papa ku bercerita. Aku tidak pernah berinisiatif untuk melakukan renovasi rumah atau apalah. Karena keuanganku tidak sebaik adikku. Aku jadi malu sekali.

Dilain waktu, kami pergi makan sekeluarga. Ketika tiba saatnya membayar, aku segera mengeluarkan uangku. Tapi dengan cepat pula adikku melakukan pembayaran dan menolak uangku. Aku tidak enak. Selalu saja adikku yang membayar. Papa dan mami ku selalu merasa bangga akan uang yang dikeluarkan adik ku. Tapi itu membuat posisiku semakin kecil. Terkesan aku tidak punya kontribusi apa2 di keluarga.

Kembali ke masa lalu. Aku masih ingat, betapa dulu kedua orang tuaku membanggakan aku. Prestasiku di bangku kuliah, ketika aku bisa mendapat kerja dengan usaha ku sendiri, ketika aku ikut menyicil membeli rumah dari gajiku. Ketika aku mampu mencicil membeli mobil...Dulu mereka selalu membanggakan aku. Adik2 ku selalu disuruh mencontoh aku.

Tapi sekarang, aku bagaikan seseorang tanpa nilai. Aku ingin memberi lebih kepada keluargaku sebatas kemampuanku. Tapi kelihatannya mereka tidak memberiku kesempatan. Karena aku terlalu kecil dibanding yang lain.

Sedih, kecewa...bukan pada mereka. Tapi pada kemampuanku. Aku bersumpah, suatu hari nanti aku akan tunjukkan pada mereka. Aku bisa memberi sesuatu yang besar. Ya, aku pasti bisa.

Kamis, 17 Juli 2008

I am so lucky


Setiap pagi, begitu nyampe di kantor, memarkir mobil di basement, aku selalu naik tangga instead of lift ke lantai 1. Hahaha, ya iya lah. Satu lantai doang. Mana mau aku nungguin lift lama2. Mampir kelantai 1 hanya untuk beli green tea. nu green tea less sugar. Pelanggan setia. About a week ago, aku dpt hadiah promo nu green tea, yang tertulis di tutup setiap botol. Dapet 1 botol lagi. Yeeeee...Buat ku itu namanya keberuntungan. Jarang2 banget bisa dapet begini.


Asal mulanya sih aku dulu dapat hadiah promo beng beng berupa dapet 1 beng beng lagi. Itu aku dapetin beberapa kali. Sejak saat itu aku percaya aku juga bisa beruntung. Dan ternyata apa yang aku percaya menjadi nyata. Setelah seminggu berlalu hari ini aku mendapatkan hadiah nu green tea lagi. Pagi2 beli 1 botol, pas dibuka berhadiah 1 botol lagi. Berhubung hari ini panas sekali, aku minum dengan cepat. Ketika kembali dari makan siang aku membeli 1 botol lagi sambil menukar hadiah. Jadi aku sekarang pegang dua botol dong. Begitu sampe ke ruangan ku, botol ku ternyata berhadiah 1 botol lagi. Hahahaha...senangnya. Lalu yang satu botol aku berikan ke teman lain. Dan ketika dibuka berhadiah 1 botol lagi. Hebat. Hari ini benar2 beruntung. Aku yakin aku bisa mendapatkan hadiah yang seratus juta. Ya aku bisa.

Rabu, 16 Juli 2008

How I really want this...


Not much to say. Just want this so much. I will have it with large coke this weekend.


Show People You Care

I heard a lot of words. People said they care about me. Do I believe them? For me seeing is believing. When one said, "I really want to be with you, because I do care about you" The fact is he never showed up, while he is only less than 15 km away. He always has time for other, but not for "the one he cares".

Ways to Show People You Care :

1. Notice them.
2. Smile at them.
3. Encourage them to think big.
4. Look them in the eye when you talk to them.
5. Ask them about themselves.
6. Let them tell you how they feel.
7. Listen to their stories.
8. Call them on the phone just to say hi.
9. Answer their questions.
10. Ask them their opinions.
11. Give them your undivided attention.
12. Believe what they say.
13. Tell them what you like about them.
14. Delight in their discoveries.
15. Listen to their favorite music with them.
16. Tolerate their interruptions.
17. Suggest better behaviors when they act up or act out.
18. Show up at their games, concerts, and special events.
19. Tell them how much you like being with them.
20. Tell them about yourself.
21. Help them take a stand, then stand with them.
22. Ask them to help you with something.
23. Keep the promises you make to them.
24. Tell them how proud you are of them.
25. Send them a letter, postcard, or e-mail.
26. Introduce them to your friends and family.
27. Make time to be with them.
28. Be excited when you see them.
29. Notice when they grow.
30. Remember their birthdays.
31. Believe in them.
32. Meet their friends and family.
33. Include them in conversations.
34. Laugh at their jokes.
35. Do things together.
36. Respect them.
37. Find a common interest.
38. Do what they like to do.
39. Applaud their success.
40. Contribute to their collections.
41. Read aloud together.
42. Accept them as they are.
43. Share a meal together.
44. Go places together.
45. Build something together.
46. Make decisions together.
47. Help them learn something new.
48. Be honest with them.
49. Encourage them to help others.
50. Let them make mistakes.
51. Admit when you make a mistake.
52. Be nice to them.
53. Act you care as you said you care.