Senin, 24 Desember 2007

Xmas Eve

Gereja serasa tidak seramai biasanya. Aku sempet bersalaman dengan beberapa teman. Lalu aku bergegas kembali kerumah. Aku kedinginan sekali. Niklas masih di gereja, ada dinner bersama.

Setiba di rumah aku langsung masuk ke dalam selimut. Tidak biasanya aku seperti ini. Aku rasa malaria ku kambuh. Aku menggigil tidak karuan. Berusaha mencari obat tapi ternyata aku sudah tidak punya lagi. Aku paksakan diriku untuk membuat teh panas. Meneguknya dengan cepat. Lidah ku terbakar, tapi badan ku sedikit lebih baik. Akhirnya aku berusaha memejam kan mata kembali ke tempat tidur.

Kalau lagi sakit begini, aku berharap Dimitri ada disini. Dia yang paling tau bagaimana menghandle hal ini. Tapi kabarpun tidak ada. Aku tidak tau dia ada di belahan negeri mana saat ini. Mayaku mulai memejam. Badanku perlahan2 mulai hangat. Aku pun terlelap.

Aku setengah terbangun sambil mengusap airmata ku. Aku bermimpi Dimitri. Aku kangen sekali. Tapi bagaimana bisa menghuunginya. Aku bangun dari ranjangku. Melihat jam dipergelangan tanganku, pukul 02.14 dini hari. Sayup2 aku mendengar ada orang bercakap2 di ruang depan. Niklas. Tapi dengan siapa? Aku melangkah ke depan. Sedikit pusing. Dan waaaaa...aku langsung lari dan memeluk nya. Dimitri disana. Oh Tuhan, aku kangen sekali. Dimitri langsung memegang wajah dan leherku. Ya, aku tau, badan ku panas sekali. Tapi aku bahagia sekali. Air mata ku kembali mengalir deras dalam tawa ku. Niklas tertawa2. Akhirnya doa ku terkabul. Aku sangat ingin Dimitri berada diantara kami saat Xmas datang. Miracle itu ada. Sepanjang malam sampai pagi kami hanya duduk2 mengobrol. Aku senang sekali duduk disamping Dimitri dan tangannya tidak lepas merangkulku.

Sambil memejamkan mata, aku bersukur, Terima kasih Tuhan, untuk berkah indah di hari Natal ini. Merry Xmas Niklas, Merry Xmas Dimitri.