Jumat, 28 Januari 2011

Old Friends? Forever Friends? Lalu ?

Setiap saat saya making new friends. But friends come and go. Some because of interest, some because work, dan mungkin juga karena faktor lain.

Pertemanan saya lebih banyak didapat karena kesamaan aktifitas. Setelah itu ada seleksi lagi didalamnya. Apakah itu hanya teman aktifitas atau teman juga setelah aktifitas. Karena saya mencoba banyak macam aktifitas, maka teman2 saya datang dari berbagai lingkungan.

Karena pekerjaan, seringkali hubungan pertemanan menjadi merenggang. Hanya karena jarang bertemu. Ditambah lagi urusan keluarga yang harus di tangani setelah kerja dan di weekend. Makin jaranglah kita bertemu. Lama2 teman hilang. Entah kemana.

Entah ada benang merah apa yang dibentangkan Tuhan diantara beberapa teman dengan saya. Saya bertemu lagi dengan teman lama di suatu tempat yang tidak terduga. Dan akhirnya malah berteman lebih akrab sekarang.

Sejak November 2010, sampai hari ini, terus berdatangan teman lama kembali kedalam kehidupan saya. Saya tidak mencari mereka, mereka tidak mencari saya dengan sengaja. Kami dipertemukan kembali begitu saja. Saya yakin ada daya tarik menarik benang merah yang dibentangkan Tuhan disana, yang membuat kami kembali mendekat. Apa yang akan terjadi dimasa datang, tetap masih rahasia Tuhan. Sangat menarik untuk dtunggu :)

Lembaga Perkawinan

Sering kata "kawin" dipelesetin. "Kawin" atau "Nikah"? Padahal secara legal, adanya Undang-Undang Perkawinan lho. Tidak ada UU Pernikahan.

Baru saja saya mendengar seorang public figure di wawancara di sebuah radio swasta, denga topic ulang tahun anak. Saya tidak mengenal public figure ini secara personal, hanya pernah satu trip expedisi bersama back to year 2007. Jadi saya malah inget lagi kejadian masa2 itu. Seorang wanita cantik, terkenal, pintar, berbakat, pecinta alam, menikah dan memiliki 1 anak. Saya terkagum2 dengan perempuan hebat ini.

Sekembalinya dari expedisi laut selama 10 hari itu, seorang teman saya yang juga ikut dalam expedisi, laki2, terus2an dihubungi oleh wanita ini. Dan terjadilah pembicaraan serius tentang "I wanna sleep with you" Je dang!! Hancur semua rasa kagum saya.

Dia bukan lah satu2nya wanita menikah yang bisa melakukan hal ini. Entah lah saya terperangkap dalam lingkungan transparan, yang membuat saya melihat semua kejadian dengan jelas. Semakin waktu berjalan, semakin banyak wanita dan pria yang terang2an melakukan hal itu.

Lembaga perkawinan hanya bagai sarang, sebagai wadah simbol sosial dan status di atas kertas. Main2 diluar lembaga tersebut tetap dilakukan. Saya punya prinsip sejak lama, jika tidak mampu berkomitmen, stay single. Saya tidak bangga dengan status single saya. Saya pun tidak bangga dengan ketakutan saya berkomitmen. Tapi dengan kondisi "main2" di luar lembaga perkawinan, apakah kita masih berani masuk kesana?

Finding the right one at the right time aja susah, apalagi keep the right one to stay right all the time.