Jumat, 25 Juli 2008

Sinting!

Lama2 kayanya aku makin ga tahan deh tinggal di lingkungan seperti ini. Dari berangkat keluar rumah menuju tempat kerja yang hanya berjarak 15 menit perjalanan aja, aku menemukan bayanyak hal yang mengesalkan hati. Sopir angkot sudah bukan satu2nya musuh dijalan. Pengemudi mobil pribadi pun udah sama gilanya di jalan raya. Maen klakson seenak jidat, jalan di lintasan garis, memotong jalur di garis yang tidak putus2, aduuuuuuuuhhhh. Insaf deh. Belum pengendara motor yang melintas tiba memotong dari kanan ke kiri di depan mobil ku.

Tau dong ada sign : belok kiri boleh langsung. Nah it means, jalur paling kiri jangan diisi kalo memang mau berjalan lurus, apalagi kalo lampu merah. karena kita2 yang mau belok kiri jadi menunggu dibelakang kendaraan lain yang mau lurus. Huuuuhhh. Kalo begini aja polisi ga ada yang mau ngatur jalanan. Kalo di jalan yang seharusnya ga boleh belok kiri langsung, polisi pada nungguin tuh setelah belokan, "prittttt! Dapet deh ".

Pernah kitalagi makan siang di foodcourt itc bsd. Temen ku makan di counter solo. Lupa apa namanya. Aku waktu itu makan di KFC karena mau cepat. Kita duduk di meja yang sama. Begitu selesai, kita segera pergi, karena ada meeting jam 13.00. Tiba2 petugas dari counter solo menghampiri teman saya dan bilang, "bapak belum bayar". Temen ku kaget. Segera merogoh saku bajunya, dan menunjukkan struk pembayaran. "Lah, ini kan udah mba!. Gimana sih? Dan si mba ngeloyor aja." Ga ada minta maaf, ga ada malu" Sinting!

Hari ini lebih gila. Beli tiket pesawat. Go show di airport. Nyokap harus berangkat ke Medan, karena kakaknya nyokap meninggal dunia. Stop pertama di counter Lion Air. Masih dilayani dengan baik. Tapi penerbangan berikutnya terlalu siang. Pindah ke counter AirAsia. Dengan santun si mbak cantik berujar "Mohon maaf, seluruh tiket untuk penerbangan kami telah terjual". Pindah ke terminal lain. Sriwijaya. Ada pesawat yang akan berangkat dalam 30 minutes. OK. Check ini itu, print tiket, udah makan waktu 10 minutes. Lalu nyokap langsung masuk antrian di Xray gate. Lambat sekali. Lalu aku memastikan ke counter tadi, apakah masih perlu melakukan proses ke counter checkin di dalam. Karena pasti akan makan waktu. Petugas yang tadi melayani kami menjawab. Iya, dan harus bayar airport tax dulu. Aku bilang, apa ga bisa semua dilakukan disini saja? Karena waktu nya udah mepet? Dia bilang tidak bisa. Nyokap saat itu sudah mengantri di line yang panjang dan lambat sekali. Aku sampaikan sekali lagi jangan sampai kita beli tiket, tapi ga bisa terbang, dengan alasan telat checkin. Padahal beli tiket juga 30 minute sebelum terbang. Denga santai si petugas tiket tadi bilang "dipercepat saja". Aku bertanya, "dipercepat bagaimana?" Aku pikir dia akan membantu dipercepat proses entry melalui gate lain, karena mengejar pesawat. Taunya dia hanya berulang2 bilang,"ya dipercepat saja" Sinting! Bicara seenak nya apa yang keluar. Ngerti ga sih apa itu "dipercepat?" Dipercepat itu artinya melakukan usaha lain/lebih agar proses normal menjadi lebih cepat. Nah, jika tidaka ada yang bisa dilakukan untuk mempercepat, apanya yang mau dipercepat?

Dooooh, ini Sriwijaya, gimana sih men trained staff nya. Ajarkan cara bicara yang benar. cara bertutur kata yang santun. Jangan asal ngeludah. Meludah aja ga boleh sembarang.

Kenal ga sih proses screening, training, service excellent? Tempatkan petugas yang sesuai dengan keahliannya. Kalau orang yang sama sekali ga ada sense of caring, jangan di tempatkan di bagian customer service. Sukur2 dapat orang yang punya skill dan berparas ganteng atau cantik. Customer pasti akan senang. Arrrgggggggggg. Kenapa aku harus dealing dengan orang2 aneh begini.