Senin, 06 Oktober 2008

Persahabatan yang anonoh

Saya sudah berteman baik dengan lelaki ini. Sangat baik. Sudah seperti saudara kandung sendiri. Kami berbagi apapun. Susah dan senang.

Saya tidak pernah keberatan berbagi handuk dengannya. Dia bahkan tidak keberatan memakai tissue basah yang telah saya pakai, karena menurutnya masih bisa digunakan. Permen lolipop yang sedang saya kulum dalam mulut saya dengan gampang dipindahkan ke dalam mulutnya. Dan kemudian dikembalikan kepada saya lagi. Tidak ada perasaan jijik sama sekali. Menggunakan sendok yang sama untuk makan, itu hanya hal yang sangat biasa.

Kami berdua adalah orang2 tegar yang selalu gembira didepan teman2 kami. Karena kami hanya menangis dikala disana hanya ada saya dan dia.

Kami berpelukan ketika bertemu dan berpisah. Kami memberikan ciuman. Banyak yang salah mengartikan pertemanan kami. Mereka pikir kami ini pasangan kekasih. Kami bisa duduk ber jam - jam menonton dvd dalam diam, hanya tangan saya memijat kepalanya. Kami bisa tidur dalam satu ranjang dan dia menggenggam tangan saya dalam tidurnya. Tapi kami bukan kekasih. Kami bersahabat.

Seorang teman lain akhirnya menyadari, bentuk persahabatan ini memang macam2. Dari yang flat, tanpa emosi, sampai yang anonoh seperti hubungan kami. Aku setuju dengan nya. Tidak ada batasan yang normal atau tidak normal. It's free format.

Dan, ya, kami mempunyai pasangan, dan pasangan kami mengerti hubungan kami.