Rabu, 15 September 2010

Negara, Agama, dan Ketololan

Issue agama dan negara akhir2 ini membuat aku susah tidur. Rasanya kesal sekali. Bukan dengan incident yang terjadi, tp justru dengan reaksi orang2 pada umumnya.

Ribut negara kita dengan Malaysia. Benar bahwa negara kita rasanya seperti dilecehkan oleh Malaysia. Tapi apa iya, kita harus menanggapi nya dengan berperang. Hello?? Apakah film perang dunia yang ditayangkan dalam berbagai versi masih membuat kita ingin kembali kesana? Apakah dokumentasi liputan perang negara-negara Balkan ingin kita buat di Asia Tenggara?

Banyak orang meneriakkan perang. Perangi Malaysia! Serang Malaysia! Ketika di challenge balik, would you sign up to become soldier and go to war? Semua bilang tidak. Itu kan tugas TNI. So selfish. Menyebalkan sekali. Mengusulkan perang tapi mengirim orang lain untuk mati.
Lalu terjadilah pembakaran bendera, pengrusakan kedutaan dan berbagai penghinaan di internet.

Apa mungkin aku orang yang tidak terlalu peduli dengan identitas? Sehingga kurang bereaksi dengan hal2 seperti itu. Bagiku, dengan dibakarnya bendera, tidak serta merta akan membakar bangsa. Bangsa manapun yang bendera nya dibakar tidak akan mati. Pengrusakan bangunan (kedutaan besar) hanya menambah banyak kerusakan fisik infrastuktur bangunan. Tidak membawa perubahan ke arah perbaikan untuk masalah yang sedang terjadi. So please stop doing stupid things.

I believe the president of Indonesia is doing something. And it's in progress. Do our part, and let him does his part.

Penyerangan jemaat HKBP oleh FPI. Entahlah kedok agama atau apapun yang menghalalkan tindakan FPI untuk menyerang jemaat HKBP it was the most stupid thing to do. It's criminal. Beribadah harusnya suatu kemerdekaan buat siapapun. Ketika umat islam bisa membangun mesjid, beribadah dengan menggunakan pengeras suara yang membahana keseluruh perumahan, kenapa umat kristen tidak bisa melakukannya? Dimana letak toleransi itu? Apakah hanya karena mayoritas versus minoritas. Hello?? Politik apartheid di Afrika Selatan saja sudah berakhir. Indonesia yang tidak ingin dianggap sebagai negara dunia ketiga malah mau mengimplementasikan nya. Sinting!

Undang-undang sudah dibuat dengan sangat baik. Pelaksanaannya lah yang dilakukan oleh orang2 yang tolol. Kita tidak perlu undang-undang canggih kalau tidak ada yang bisa menjalankan secara benar. Hanya cukup kecerdasan berpikir, martabat yang baik, moral, dan toleransi.