Senin, 14 Januari 2008

The New Me

Melirik jam ditangan, sudah masuk tahun baru. Ini malam tahun baru yang paling sepi sejak 10 tahun terakhir. Niklas dan Dimitri pergi bermalam tahun baru di kota, well hanya bar kecil sebenarnya. Tapi aku terlalu lemah untuk ikut dengan mereka. Dan akupun tidak ingin menahan mereka dari bersenang-senang. Telepon berdering. Dimitri dan Niklas berebut berbicara denganku, mengucapkan selamat tahun baru.
Kondisi fisikku kian melemah. Sejak dokter memvonis ku terkena cancer stadium 2B, aku merasa semakin hari semakin menyebalkan. Aku berusaha menghadapinya, tapi tubuhku seperti kehilangan energy. Tidak banyak yang bisa kau lakukan selain jalan-jalan disekitar rumah. Setiap pagi Dimitri dan Niklas bergantian menemaniku berjalan-jalan. Agar otot-ototku tidak kaku. Aku kasihan sama mereka, dua lelaki yang paling aku sayangi. Mereka pasti lelah sekali menghadapi ini semua.
Aah, sudahlah. Cukup sudah berkeluh kesah. Saatnya bangkit. Ini tahun baru. Aku ingin sembuh. Aku ingin bisa membahagiakan lebih banyak orang lagi. Aku masih ingin melintasi benua. Aku ingin traveling lebih jauh lagi. Dan ya, aku ingin menikah.
Biaya medical disini mahal sekali, untung saja asuransi mengcovernya. Tahun baru ini aku akan bangkit. Aku ingin hidup seperti orang normal lainnya. Aku tidak ingin menyerah pada penyakit yang menggerogoti tubuhku. Malam ini, aku telah menyiapkan pakain terbaikku yang akan aku gunakan besok pagi. Aku ingin berjalan pagi, seorang diri. Berjalan lebih jauh dari biasanya. Aku tahu, besok pagi, semua orang tentunya masih terlelap dan memanjangkan waktu tidur mereka setelah party malam ini. Aku ingin menjadi orang pertama yang menyapa pagi. Aku memanaskan susu, meminumnya. Dan segera masuk ke tempat tidur. Baru kali ini aku merasa benar-benar senang pergi tidur.
Alarm berdering sayup-sayup di telingaku. Aku terjaga. Selamat pagi. Aku mengucapkan selamat pagi untuk diriku sendiri. Lalu akupun bersiap-seiap melanjutkan rencana ku. Sebelum keluar rumah, aku sempat melongokok ke kamar Niklas. Niklas masih terlelap. Dimitri tidur di sofa. Kelihatannya dia tidak ingin memangunkanku semalem. Aku membiarkan mereka. Segera keluar. Udara pertama yang kuhirup begitu segar. Masuk ke seluruh relung jiwa ku. Serasa aku mendapat energy baru. Ya semoga saja, ini awal yang baik untuk ku.