Selasa, 29 Juli 2008

Herbal vs. Racun

Di keluarga, aku termasuk anak yang rajin ke RS. Dari kecil, aku tidak pernah takut untuk pergi ke dokter gigi ataupun ke dokter lainnya. As far as I remember, waktu masih TK, aku ga pernah menolak untuk pergi ke dokter gigi setiap saat ada gigi yang mulai goyang dan harus segera dicabut. Mungkin karena aku ngincer sepotong besar semangka setelahnya. Ha ha ha, ya aku selalu dijanjikan sepotong besar semangka kalau mau ke dokter gigi.

Lalu waktu SD, semua harus imunisasi tetanus. Gosip yang merebak dikalangan anak2 sekelas adalah suntikan ini mematikan. Sakit sekali. Karena pake jarum suntik yang dibakar. Aku jadi semakin penasaran. Masa sih? Ketika tiba harinya untuk anak2 di kelasku, ada yang nangis ketakutan, ada yang pengen pulang, tapi aku malah pengen yang di suntik duluan. Hahaha. Aku ga tahan harus nunggu dan mendengar atau melihat reaksi orang2. Jadi mendingan aku yang duluan. Dan hasilnya? Sakit. Sumpah mampus sakit banget.

Waktu akhir tahun di SMP, saat itu kami sekeluarga just returned dari Norway. Ga tau apa sebabnya, aku sempet hampir lumpuh. Gabisa berdiri. Kaki kiriku lemah. Setelah di scan dan ini itu, ketahuan ada benjolan beisi cairan di antara sendiri lutut. Pengobatan ini itu aku jalanin. Pindah ke rumah sakit besar, dirawat sampai 2 bulan. Setiap hari suntik ini itu. Melelahkan. Sampai akhirnya mendapat perawatan herbal dari seorang kenalan. Perawatan ini lumayan menyiksa, karena kombinasi berbagai daun dan kulit pohon membuat kulit ku panas terbakar. Tapi justru obat ini yang membuat benjolan berisi air di dalam sendi ku hilang. Nice.

Episode berikutnya masalah sinusitis. Belajar dari pengobatan berikutnya, aku menolak saran dokter untuk melakukan operasi. Lagi2 aku mengambil perawatan herbal. Dan yes, it healed. Sampai hari ini (mmm...udah lebih dari 15 tahun yang lalu bo!)

Aku semakin rajin mencari tau herbal2 yang dapat dugunakan sebagai obat. Aku tidak takut dengan pengobatan medis, tapi aku tidak percaya dokter (maaf ya...) Pastinya tidak semua dokter bertabiat sama. Mungkin hanya sebagian kecil saja. Tapi mengganggu sekali. Terlalu banyak coba2 mentreat pasien, dan yang lebih parah, si pasien dibuat mengkonsumsi obat2an yang seharus nya ga perlu. Sekarang, aku banyak belajar tentang obat2an. Merk obat dan kandungan didalamnya. Sebisa mungkin hanya mengkonsumsi obat jika memang harus. Gunakan dosis serendah mungkin.

Berhubung aku have cancer dan harus emndapatkan treatment kimia yang amit2 deh biaya dan sakitnya, aku mulai lagi terinfected dengan obat2an medis. Mulai kemaren, aku memutuskan untuk menghentikan semua obat2an itu. Banyak yan gtidak setuju. But, it's my life anyway. Jadi aku punya hak untuk itu. Lagian, ginjalku sudah mulai rusak. Terlalu banyak kimia yang tidak bisa diolah.

Lagian, aku selalu memberi orang2 rumah obat2an herbal. Dan mereka dengan cepat sembuh. Papaku punya tekanan darah tinggi. Tingginya sampe diatas 200. Pernah dia minum obat dari dokter. Malah makin tinggi tekanannya. akhirnya aku stop aja. Coba browsing around. Ternyata selain timun dan belimbing yang biasa di konsumsi, juice seledri adalah obat mantap. Tekanan nya cepat sekali turun.

Sekarang akupun mau mengkonsumsi herbal saja. Aku yakin dan percaya, semua akan lebih baik.

Why ?

I hate today! I also hate last nite, a moment before I fell asleep. I hate when he didn't reply my message. Then, why do I need to inform him if he didn't care after. This morning also another hit I received. Is it only me?

Need somebody, to hold me now.