Sabtu, 13 Desember 2008

Confirmed

Sore tadi, saya sedang sangat lelah karena sejak kemaren sampai hari ini saya diare lebih dari 13 kali. Cellphone saya berbunyi. Saya mencoba meraih nya. Dan saya melihat di display namanya. "Hallo? Jadi pergi kawinan di GH?". Saya menjawab dengan, "I don't know, I am not very well rite now. Nanti aku kabarin kalau jadi".

Seemed like nothing happened between us last night. As I get better, then I get ready to go to Dharmais for visiting little friends to celebrate Xmas. Selesai itu, saya pergi ke rumahnya. Dia tidak bisa saya hubungi. Saya tidak mau meng high lite ini. Saya kirimkan sms saja, bahwa saya ke rumahnya. Saya memang punya kunci.

Saya kaget sekali melihat rumahnya yang berantakan. Kotor. Ini bukan dia. Dia adalah orang yang teratur dan bersih. Telapak kaki saya sampai hitam oleh debu lantai. Kepala tempat tidur saya sentuh, kotor juga. Tempat tidur juga belum dirapikan. Saya meletakkan tas saya, lalu saya pergi ke supermarket untuk membeli peralatan bersih2. Sore itu saya putuskan tidak pergi ke kawinan. Saya membersihkan rumah saja. Saya mersa sangat kasihan sama sahabat saya ini. Entahkah dia terlalu sibuk atau apa sampai dia tidak mengurus rumahnya.

Malam itu dia kembali ke rumah untuk menjemput saya karena kami akan pergi keluar dengan teman2 lain. Sepanjang perjalanan dimobil, kami tidak banyak bicara. Saya berusaha relax dan melupakan pertengkaran kemaren. Tapi tetap kaku. Malam itu dia aneh sekali. Saya sempat kesal lagi dibuatnya. Saya coba abaikan saja. Toch saya pun sudah tahu, saya sudah kehilangan sahabat saya dari kemaren.

Walapun sepanjang sore tadi kami berbincang melalui telpon beberapa kali, dan semua seemed nice, tetap saja ketika bertemu muka, dia kembali tidak bersahabat. I was so tired dan mengantuk. He let me drive home alone and went home with other friends. Without asking whether I am alrite or not like he used to say. He spoke nicely to others, but not to me. It confirmed everything then.

No more tomorrow.