Sabtu, 02 Agustus 2008

Ya, karma itu ada

Aku terhenyak. Tak pernah menyangka. Seorang teman, yang kuanggap teman biasa, begitu tulus memberi tangan, membantuku. Dia bahkan tidak berani melangkahi sahabatku, "Jika sahabatmu tidak bisa, jangan pernah ragu menghubungiku. Aku akan menemanimu menjalani treatment itu". Dia merasa, aku telah memberi begitu banyak waktu dan tenagaku untuk nya, untuk keluarganya dan untuk kegiatan kantornya ketika aku masih sehat. Kini dia ingin membalas sebisa mungkin semua yang telah aku lakukan. Itu yang dikatakannya kepada ku.

Mamiku adalah orang yang mengajarkan banyak hal tentang berbuat baik kepada sesama. Dia tidak pernah mengajarkan dengan berkata2. Tapi aku melihatnya melakukan banyak hal baik sejak aku masih kecil. Dengan sendirinya semua terbawa sampai kini.

Jadi aku hanya ingin berbuat sesuatu yang baik buat semua orang. Kadang ada rasa aneh yang muncul. Ketika aku mendengar berita seseorang dari keluarga temanku meninggal dunia, berduka, atau ketika salah satu dari temanku sakit, dirawat di rumah sakit, hatiku tidak tahan untuk tidak bergerak. Lagi sakitpun aku bisa punya banyak tenaga untuk mengunjungi mereka. Ada kelegaan tersendiri setelah bertemu mereka.

Dilain kesempatan, sekumpulan orang I hardly know, menyempatkan waktu, pikiran dan hati mereka untuk kesembuhan ku. Unbelievable. Lain lagi waktu teman yang aku pikir hanya seorang teman sangat biasa dengan segala usaha, berusaha mengundangku ke pernikahannya. Aku terharu. Ketika dia mengirimkan undangan sampai dua kali, karena alamat pertama nyasar, dan menelponku berkali2 memastikan agar aku menerima undangan dan memastikan aku bisa datang. Wow, aku ada artinya buat orang lain.

Mungkin segala peristiwa ini memberi pertanda yang sangat jelas, jangan pernah berhenti berbuat baik. Tidak semua perbuatan baik mu terhadap seseorang akan kembali berpulang baik dari orang tersebut. Tapi bisa dari penjuru mana saja. Karena aku pernah kesal, ketika orang yang sangat dekat denganku tidak menghargaiku. Aku pernah merasa sedih, seorang teman berkata"Ternyata seluruh jerih payah gw merawatnya selama ini ga ada bekas apa2 dimatanya". Orang yang dibicarakan adalah sahabatku. Akupun berusaha menenangkan teman ini. Walopun aku sebenarnya setuju dengan pendapatnya.

Terkadang, seorang sahabat, orang yang kita anggap sahabat, turned out to be a monster yang hanya muncul ketika dia butuh kita. Tetapi hilang ditelan bumi ketika kita butuh mereka. Well, mereka ada, tapi kita tidak menjadi prioritas utama nya untuk datang menolong atau menemani kita.
Kembali ke hari ini, aku terhenyak. Ternyata seorang teman (teman biasa, tidak pernah aku consider sebagai sahabat) menganggap apa yang telah kulakukan sangat istimewa. Aku terharu. Asli. Sangat terharu.
Aku percaya karma itu ada.

Talk to me - I will help

Pong dan aku terlibat diskusi seru tentang how to mendidik Nika. Nika is only 8 month old. Tapi sudah tau bagaimana mendapatkan apa yang dia mau.

Ketika Nika dimasukkan kedalam box nya untuk ditinggal dan main2 disana, Nika mau saja. Attraction nya pasti lari ke semua mainan yang berwarna warni di dalam box. Beberapa menit kemudian, Pong menghampiri box Nika dan Nika segera menjulurkan kedua tangannya keatas sebagai isyarat untuk minta di gendong. Pong says no dan meninggalkan Nika. Nika menjerit2 dan menangis. Membanting badannya sendiri dan menendang2 mainannya. Pong kesal sekali. Kenapa anak seusia Nika sudah bisa beradat seperti itu.

Pong terlihat putus asa. Dia tidak ingin menuruti yang Nika mau, tapi dia pun tidak ingin melihat Nika beradat seperti itu. Menurut Pong, itu kolokan. Tidak boleh dibiarkan. Dan yang dilakukan Pong dan istrinya adalah mengolok2 Nika, berkata kepada Nika itu hanya tingkah boongan, anak kecil tukang boong, menangis untuk mencari perhatian.

Pong dan istrinya tidak boleh begitu. Jangan meninggalkan anak yang menangis dan tidak mendengarkan mereka. Sampaikan kepada anak, bahwa mereka harus melakukan yang diminta karena apa. Jangan katakan sesuatu hanya karena "because I said so". Kalau Nika minta digendong keluar dari box nya, dan si papa tidak mau melakukan itu, sampaikan kepada Nika,"papa masih ada pekerjaan yang harus papa selesaikan, sebentar lagi ya, kamu main dulu disini, nanti kita main begitu papa selesai". Mungkin kita pikir anak umur 8 bulan tidak bisa mengerti. Tapi percayalah. Mereka mengerti. Reaksi pertama mungkin mereka tetap menangis. Memaksa papanya (mamanya) untuk menuruti permintaan mereka. That's alright. Tapi jangan dituruti. Dan jangan dikasari. Beri mereka pengertian, bukan hukuman ataupun mengabaikan mereka.

Sophie, seorang teman lain, mempunyai cara yang menarik dalam mendidik anaknya. Anaknya saat itu berusia sekitar 1 tahun, dan selalu rewel ketika ditinggal pergi bekerja. Menangis dan berteriak2. Tapi Sophie tau cara menanganinya. Sophie menyampaikan "mama pergi kerja dulu ya, mama mau cari duit agar bisa beli sepeda untuk kamu. kamu mau punya sepeda kan?". Setiap pulang kerja Sophie menunjukkan uang logam 500 rupiah kepada anaknya sebagai uang didapat dari bekerja. Lalu mereka bersama2 memasukkan uang coin tersebut kedalam celengan ayam, "nanti kalo celengannya sudah penuh, kita pergi beli sepeda buat kamu". That way Sophie mendidik anaknya untuk 1). Mama bekerja untuk mendapatkan uang agar bisa beli sepeda. 2). Kamu bisa mendapatkan sepeda jika kamu mau menabung. Very nice.

Kata Pong lagi, Nika sekarang ga mau disuruh tidur di ranjang. Maunya digendong dulu sampai terlelap baru bisa diletakkan di ranjang. Kalau langsung dipaksa tidur diranjang, Nika bisa ngamuk. Ketika meminta Nika tidur di ranjang, semua harus tidur juga. Kalau masih ada aktifitas lain, lakukan diluar kamar. Nika tidak akan mau tidur, kalau papa/mamanya masih sibuk nonton TV dikamar. Walopun sudah ngantuk berat, dia tetep mau terlibat di aktifitas orang lain. Makanya dia mau digendong. Jadi seolah2 dia tidak perlu tidur.

Selalu sampaikan kepada anak kenapa kita melarang mereka melakukan ini dan itu dan harus melakukan ini dan itu. Beri alasan simple yang gampang dimengerti. Jika minta anak untuk makan, maka makan lah bersama mereka. Tunjukkan dalam perbuatan dari pada hanya dengan kata2. Tapi ucapkanlah dengan kata2 agar mereka mendengar apa yang kita minta dari mereka. They will learn.

It is funny sometimes. Almost most of the time. Orang yang berkeluarga dan memiliki anak minta pendapatku bagaimana mendidik anak. Hahahaha. Seharusnya dulu Pong menikahiku. Seharusnya kami memang menikah, tapi perbedaan ras dan agama membuat Pong memilih meninggalkan aku. Membiarkan aku hidup sendiri dan dia memilih orang lain untuk dinikahinya. Aku tahu kecocokan kami dalam banyak hal. Dari keputusan tidak mau menggunakan baby sitter jika punya anak, pendidikan apa yang akan kita berikan untuk anak, bagaimana membuat kopi, berapa banyak gula is banyak untuk suatu minuman dan makanan, bagaimana mencuci mobil, bagaimana memilih baju yang nyaman, wewangian apa yang enak sampai cara mengolah makanan.

Aku sama sekali tidak ingin menyalahkan nya ataupun menyesali yang telah terjadi. Itu bagian dari perjalanan hidup yang membuat kita kaya dan menjadi lebih baik. Apapun, bagaimanapun, aku akan tetap membantunya, mendidik anaknya. Mendamaikannya ketika ribut dengan istrinya, membantunya memutuskan masalah pekerjaan yang rumit, even memilihkan vitamin apa yang cocok untuknya.

Sebenernya siapapun bisa datang padaku. Aku akan menolong sebisaku. Aku memang tidak mempunyai pengalaman berumah tangga, mempunyai anak, mendidik anak, tapi common-sense dan gift yang kubawa sejak lahir memperkaya diriku dan aku ingin membaginya dengan siapapun.