Kamis, 14 Februari 2008

Aku akan baik-baik saja

Terkadang medical treatment yang kujalani membuatku hampir menyerah. Benar2 menguras seluruh energy ku. Rontoknya rambut bukan masalah besar untukku. Menjadi botak sih aku bisa menghadapinya. Tetapi rasa mual yang tidak ada tandingannya. Muntah yang tiada hentinya. Sampai seluruh isi perut habis. Perut kram. Ga bisa mengangkat tubuhku sendiri untuk beranjak dari suatu tempat ke tempat lain. Benar2 menyiksa. Apalagi berada di negeri orang. Jauh dari keluarga.
Tapi aku tidak ingin menyerah. aku harus tetap kuat. Aku harus sembuh. Aku harus hidup. Lebih lama lagi. Masih banyak hal yang ingin aku lakukan. Aku masih ingin mengunjungi Moscow. Masih ingin pergi ke Hawaii. Ingin melakukan perjalanan melintasi Eropa. Lebih dari itu semua, aku belum sempat melintasi semua wilayah di Indonesia Timur.
Jadi, aku harus sembuh. Pagi ini aku akan pergi ke salon untuk menata rambutku. Aku ingin tetap terlihat cantik. Biaya untuk menggunting rambut disini mahal sekali. Tapi tidak mengapa. Sesekali menyenangkan diri sendiri. Aku layak mendapatkannya setelah semua yang aku lalui.
Dengan menumpang bus aku menuju pusat kota. Lalu turun di perhentian di depan tempat makan. Aku memutuskan untuk masuk dulu. Masih terlalu pagi. Aku putuskan untuk memesan secangkir kopi. Aku membaca buku yang kubawa. Buku yang dikirim temanku untuk menemani hari2 ku di rumah. Menarik sekali. tentang beberapa jiwa yang hidup di dalam satu tubuh.
Aku terkejut ketika cahaya matahari membuatku silau. Aah, sudah lebih dari 1 jam ternyata aku disini. Saatnya beranjak ke salon. Aku keluar dari coffeeshop dan melangkahkan kakiku dengan ringan ke tempat penata rambut.
Sergio, stylist yang ku kenal menyambutku. Dia bawel sekali, bertanya ini dan itu. Tapi itulah Sergio. Seorang yang sangat menyenangkan. Lalu dengan sigapnya dia menata rambutku yang sudah semakin tipis.
Setelah selesai, aku pun terkagum2 dengan hasilnya. Sergio langsung mengambil camera polaroidnya dan menjepret nya. Photonya aku bawa pulang. Tidak lupa memberikan tip buat Sergio. Dari salon aku tidak langsung pulang. Aku pergi e toko buku. melihat - lihat saja. Siapa tahu ada buku menarik lagi.
Aku selalu tertarik membaca buku2 advertising. Aku sudah membelinya beberapa. Philosophy nya yang bagus. Sebenarnya ilmunya bisa diterapkan dalam semua bidang.
Aku mulai kelelahan. Saatnya pulang. Kembali dengan bus. Aku tiba di dekat rumah bersamaan dengan Niklas tiba disana. Kamipun berjalan bersama menuju rumah. Dimitri ternyata ada di rumah. Dia sudah menyiapkan makan malam untuk kita semua.
Setelah menikmati makan malam, kamipun duduk2 santai sambil minum kopi dan tentu saja, bahasan kami kembali ke buku yang sedang aku baca. menjelang tengah malam, aku memutuskan masuk ke kamar. Dimitri ikut dengan ku. Menjatuhkan tubuhku kedalam tempat tidur dengan sprei putih dan halus ini benar2 suatu kenikmatan tersendiri. Dimitri berbaring disampingku. Dimitri selalu berdoa bersamaku sebelum aku tidur. Dimitri bilang kalau semua akan baik2 saja. Kalimat itu terus dibisikkannya ketelinga ku sampai aku tertidur lelap.