Sabtu, 09 Agustus 2008

Time-out versus Miracle

Apa rasanya kalo kita mendapat vonis. Bukan vonis hukuman sekian tahun penjara, bukan vonis hukuman ditahan seumur hidup karena narkoba. Tapi vonis bahwa hidup kita hanya dalam hitungan bulan. Even me, a very stonger person sangat terpukul. A part of me merasa it's not fair. Masa waktuku hanya tinggal beberapa bulan saja. Masih terlalu banyak yang bisa aku lakukan. Masih terlalu banyak yang ingin aku kerjakan. Masih terlalu banyak tempat yang ingin aku kunjungi. Masih terlalu banyak pembuktian yang ingin aku tunjukkan. Masih terlalu banyak....

Aku hanya bisa marah pada keadaan. Tapi tidak ada yang bisa mengubahnya selain miracle. Apakah miracle ada? Mungkin. Mungkin juga waktu ku habis sebelum miracle berkunjung.

Well, sementara ini, aku akan lakukan yang bisa aku lakukan. Seperti start calling my friends one by one. Say hi aja sekalian pamit. Sapa tau dalam pergaulan ada yg tidak berkenan. Tapi please be sure semua yang tdk berkenan itu, nothing I did in purpose. Aku sudah menelpon Oncom, Wulan, Andrew.

Yang paling menyenangkan kalau teman kita itu mempunyai keinginan yang sama dengan kita. Seperti :"I've been thinking to go to Bali for Ben&Bonnie's wedding, is it possible to meet you there?" - he replied: "Let me check my work schedule and ask for few days leave, I miss you" - two days later he called me on the phone, "good news, I am going to meet you in Bali". Teman ku ini menetap di Cambodia dan bekerja untuk UN. Aku akan segera bertemu dengan Kings.

Dia tidak pernah memberikan kata2 yang kelewat manis, yang bisa bikin gula darah meningkat dan jadi mabuk kepayang. Yang diucapkannya hanya kata2 dalam level biasa tapi selalu dibuktikan dengan tindakan. Why? He told me, "I care for you". Aku akan mengingat teman ini sebagai orang baik yang bersahaja, yang mengatakan "you have a very good smile and a good heart" ketika pertama kali kita bertemu beberapa tahun yang lalu.

Lalu aku akan pergi mengunjungi keponakan ku, Syahirah yang sejak lahir belum pernah aku lihat. Pasti lucu sekali.

Kemudian, seorang teman di tempat kerja, Almega, yang udah aku anggap sebagai kakak ku sendiri. Aku akan melakukan perjalanan ke Hanoi dengan nya. Aku akan pergi sendiri sebenarnya. Tapi setelah dia mengetahui aku pergi sendiri, diapun menemaniku.

By that time, waktu ku masih cukup ga ya? Semoga saja ada miracle berkunjung. Oh iya, hari ini aku sudah bertemu Surti dan Ady. Teman2 dekat lainnya, Ipong dan Nata, yang bolak balik memastikan apakah aku baik2 saja, memaksa mengantarkan aku menjalani treatment. Meluangkan waktu diantara training dan wedding untuk mendengar curhatku. Belum sempat ketemu, but I did called them.

Ully. Ya, sudah lama sekali tidak ertemu. Dan Ully selalu berusaha menemuiku. Harusnya hari ini kami bertemu, tapi batal karena kondisi ku. Seorang teman dari beberapa tahun yang lalu tiba2 menelpon dan menawarkan pekerjaan sampingan. Pe'i. Senang mendengar suaranya lagi.

Satu miracle terjadi. Bertemu 10 orang yang sudah lebih dari 10 tahun tidak bertemu juga sangat menyenangkan. Aku bertemu, Rini, (bersama Yuo dan Rasya), Rika, Mira, Lely, Munci, Iis, Tole, Didi, Ronny kemaren.

Ada beberapa orang yang sebenarnya cukup dekat secara psikologis dengan ku (Ryan, Boris, Ryan), tapi mereka memiliki hidup yang waktunya tidak bisa dibagi denganku. Aku menghargai itu. Tidak ada yang salah. Walopun deep down in my heart aku mau bertemu dan mengucapkan proper goodbye dengan mereka selagi aku bisa. Semoga miracle berpihak padaku.

Besok aku akan mencoba melanjutkan list to do ku. Semoga masih ada coin tersisa, sebelum time-out.