Kamis, 09 Juli 2009

Temanku Manusia Biasa

Seorang teman baru saja menikah. Dalam plan yang telah disusunnya beberapa waktu lalu, dia ingin menikah tahun depan di bulan February. Akan tetap karena sakit yang diderita oleh calon mertuanya, maka pernikahan dipercepat.

Belum genap satu bulan pernikahan dilakukan, teman ku ini sudah sangat sibuk melayani keluarga barunya. Rumah sakit, rumah, rumah sakit dan rumah lagi. Dalam waktu 1 bulan ini dia sudah menghabiskan sekitar 50 juta rupiah untuk biaya medical si bapak mertua. Ya semua ditanggung oleh dirinya.

Secara finansial, temanku ini sangat berkecukupan. Datang dari keluarga kecil yang bahagia, dia mampu membiayai dirinya sendiri, membiayai kedua orang tuanya, walapun papanya juga masih bekerja. Memasuki dunia pernikahan yang menggabungkan kedua keluarga merubah hidupnya jungkir balik.

Setiap saat sepanjang hari, cellphone nya berbunyi. Dari keluarga barunya yang minta diantar ke RS, minta ini dan itu. Temanku ini sangat kuat ke budha annya. Jadi dia bisa melewati hari dengan baik.

Temanku adalah manusia biasa. Wajar adanya akhirnya dia men stop seluruh pembiayaan itu. Bukan karena pelit, bukan karena perhitungan. Tapi dia bangkrut. Habis sudah seluruh simpanannya. Lelah sudah fisiknya.

Aku hanya bisa mendoakan dan memberikan semangat kepada jiwanya. Tuhan akan membalas segala kebaikan mu teman.

Rabu, 08 Juli 2009

Selingkuh

Bertentangan dengan tulisan ku sebelumnya, aku kali ini merasa aneh sendiri. Ternyata begitu banyak orang yang berpasangan tetapi berselingkuh juga. Jadi apa iya aku masih mencari hubungan?

Aku bukan lah orang yang diselingkuhi. Secara ya, aku aja tidak berpasangan. Tapi laki2 itu menyelingkuhi pacarnya. Dia berselingkuh dengan ku.

Jika memang kita sangat menyayangi pasangan kita, keapa kita masih mencari yang lain ya? Jika memang belum pasti siapa yang kita sayangi, kenapa kita berkomitmen?

Damn!