Kamis, 23 Oktober 2008

Harus ya bo, gw ketemu lo lagi?

Seorang mantan teman kerja, yang dipecat dari perusahaan dengan tidak hormat, entah karena ada angin apa yang berhembus akan menjadi atasan saya di tempat kerja baru.

Sama aja dengan nightmare, dan saya berusaha segera terjaga agar terlepas dari bayangan tersebut. During my service di perusahaan sekarang, sudah 5 tahun saya bekerja sama (not) dengan dia. Saya masuk kesini satu tahun lebih awal, dan satu tahun dia diasingkan kedivisi lain karena sesuatu dan lain hal yang sampai saat inipun saya tidak tahu pasti penyebabnya. Pernah sih dia menceritakannya. Tapi saya juga tidak pernah percaya. He was trying too hard to convince people waktu dia menceritakannya. Bagi saya itu jadi terdengar tidak benar.

Selama berada dalam satu business unit dengan nya, saya pernah berada di level yang melakukan direct report ke dia. Saat itu dia adalah orang yang memegang responsibility tertinggi karena kepemimpinan dalam masa vacuum. Kenapa dia yang berada disana? Kemampuan nya kah atau kualitasnya kah?

Perjalanan kepemimpinannya yang berumur enam bulanpun menunjukkan siapa diri nya. Ketika semua team member berjuang memberikan service terbaik dengan fasilitas dan infrastruktur yang terbatas, berusaha menghadapi complaint customer secara bahu membahu, dia bisa hilang dalam peredaran orbit kerja kita. Entah dimana. Sampai akhirnya seseorang diantara kita memutuskan untuk bertanggung jawab dan menghadapi amarah customer karena suatu disaster terjadi. Beberapa jam kemudian, ketika semua kembali menjadi normal, dia muncul dan menjelaskan kronologis kejadian kepada management bagai seorang pahlawan yang baru kembali dari medan perang. Ini terjadi selalu ketika problem terjadi.

Bagi kami, he knows nothing. Bisanya omong sana sini. Membanggakan oranng2 yang dia kenal diseluruh jagat raya ini. Padahal harus nya kita bangga jika orang mengenal kita, bukan sebaliknya. Buat apa kita tau si A sebagai direktur Bank B, lalu kita membangga2kan dia, bahwa keluarga dia dekat dengan keluarga si A. Kenyataannya hal tersebut tidak memberi any credit in your life.

Tahun terakhirnya di sini memposisikan saya dan dia dalam satu level dan berada dalam satu divisi yang sama. Berbagai kejadian pun terjadi. Dia seringkali menjadikan diri saya secretary nya, admin nya, translatornya. Menggunakan pikiran dan ide saya untuk menyelesaikan tugasnya dan mengakuinya sebagai hak cipta dia. Memerintahkan saya ini dan itu dan unfortunately saya dengan amat sangat terpaksa hanya bisa bertahan untuk menghindari konflik dengan kedongkolan penuh.

Gimana ngga, dia adalah keluarga dari salah seorang pejabat terpandang dalam perusahaan kami. Semua orang di perusahaan, dan di unit kami tentunya berusaha untuk menghindari konflik dengan nya untuk mengurangi akibat2 yang might be happened.

Akhirnya hidup itu ternyata adil. Dia dipecat. Dia harus belajar dari kelakuannya selama ini dengan cara ini. Dan hampir semua orang berkata " I thought he was untouchable".

Lega. Walaupun ketiban pekerjaan segunung, karena dipecatnya dia dan saya tidak mendapat pengganti orang, saya rela deh.

Tapi rasanya senang2 saya tidak berlangsung lama. Proses recruitment saya di perusahaan baru terbentur kehadiran dia. Saya bisa masuk at anytime. Tapi saya terpaksa meng hold nya. Karena saya tidak mau harus masuk ke divisi dimana dia juga akan masuk dan saya akan report ke dia. No way. Tidak ada kata teamwork di dia. Yang ada, "kamu kerjakan, dan saya akan menjadi pahlawan". Mungkin saya bisa bilang, bukan dia malas mengerjakannya, tetapi dia tidak bisa, dia tidak capable. Jadi dia memanfaatkan saya.

Di kehidupan sebelumnya, ya, tapi tidak dikehidupan berikutnya. No no!! I will receive the offer jika saya tidak report ke dia. Jika saya ada di unit lain. Jika dia tidak join disana. For now, saya masih bisa bertahan bekerja disini. Even better daripada harus menghadapi orang itu setiap hari dalam hidup saya.

So, I have to wait for my next white honda.