Minggu, 07 September 2008

Kembali ke selera asal

Debske, a good friend of mine bilang "yah akuilah kalo lo tuh emang senengnya itu....dari dulu kaleeeee....nurani bou!!..hahahaaa".

Petualangan saya mengenal laki2 diawali dengan hubungan saya dengan lelaki Inggris, kakaknya teman saya, mereka tinggal tepat di cluster rumah yang sama dengan rumah orang tua saya. Kami hanya bertemu disaat summer break, xmas holiday, spring break. Itu terjadi bertahun2 sampai akhirnya papa mereka di pindahkan ke Qatar dan lelaki itu tidak pernah lagi ke Indonesia dan hubungan kami hanya berlanjut melalui email. It was million years ago.

Lalu saya berkenalan dengan lelaki Belanda, yang ternyata hanya a fling dan seorang lelaki Inggris yang juga hanya a fling. Kemudian lelaki Belanda lain datang. We had serious relationship for about 2 years sampai akhirnya kita berpisah.

Perjalanan berlanjut, dan saya termehek2 dengan seorang lelaki Indonesia keturunan China. Seorang teman di uni pernah berujar
"ya ampun, sekali nya lo dapet yang lokal, tetep aja ga pure lokal".

Menjalin hubungan dengan lelaki ini selama 5 tahun dan akhirnya saya harus merelakannya untuk orang lain. Setelah itu ada beberapa lelaki lokal (keturunan China) yang sempet mengusik hari2 saya. Setelah lelah dengan segala argumen, akhirnya saya kembali terpaut pada laki2 ehm, bule.

Debske benar, ini sudah nurani. Dan saya merasa memang lebih cocok dengan lelaki bule. It has nothing to do dengan the way he looks. Tapi in term of the way he thinks dan the way dia bisa menerima saya.


Saya adalah wanita 'independent' yang selalu ingin traveling karena merasa melihat dunia adalah cara belajar yang paling sesuai buat saya, saya menyukai diskusi berjam2 lamanya dengan berbagai topic dari agama sampai bumbu dapur, dari masalah gender sampai politic, dari masalah kelaparan, kekurangan pangan dan pembantaian massal, tapi saya juga wanita yang ingin disayang dan dimanja karena saya sangat suka memanjakan pasangan saya. Saya meng apresiasi keterbukaan dan respect. A simple hello dari nya disaat saya sedang sibuk dengan rutinitas dan pekerjaan kantor sangat menyenangkan. Atau ketika saya bertemu orang2 baru dari lingkungannya, dan cara dia memperkenalkan saya kepada teman2nya, atau penghargaan yang diberikannya hanya karena saya memijit keningnya ketika dia lelah. Saya tidak akan pernah menunggu dia meminta, tapi saya tahu betul kapan dia merasa senang jika saya rub punggungnya. Seperti dia tau saya senang sekali dipeluk dan saya senang sekali di cium di pelipis mata saya tanpa perlu saya memintanya.

Dia memberi banyak keberanian bagi saya. Walapun saya yang mengajarkan keberanian buat dia. Terutama untuk tetap menjadi diri sendiri, menjadi mandiri, menjadi orang yang terus mau belajar. Dan yang terpenting, mengajarkan saya tetap respect dengan orang tua saya walaupun kami berbeda. Dia mengajarkan saya tentang pengorbanan. Dia membuat saya merunduk sedikit, karena saya sangat gengsian selama ini.

Dengan nya, saya ber partner, we discuss and we decide.

"Iya Debs, gw mengakui nya ;p"

Sepatu Lama vs Sepatu Baru

On one fine afternoon, saya bicara dengan seorang teman tentang sepatu lama dan sepatu baru. Ada kalanya kita sangat ingin memakai sepatu baru tapi sepatu lama tidak ingin kita buang walaupun sudah usang. Karena satu saat nanti kita masih ingin memakainya.

Speaking of sepatu, itu cara kita meng asosiasikannya kepada teman2 kita. Saya selama ini mempunyai teman2 yang terbilang sangat dekat. Tapi entah kenapa saya merasa hidup saya monoton. So, I went out, meeting new friends. It is good. Ternyata teman2 baru ini juga sangat menyenangkan. Dan saya pikir mereka bisa menjadi teman baik pula.

Bersama mereka saya seperti hidup kembali. Saya menemukan teman2 yang dengan gampang saya dapat mengutarakan isi pikiran saya dan kita bisa berdiskusi berjam-jam tanpa harus saling membunuh (seperti yang saya lakukan dengan orang yang sangat dekat dengan saya akhir2 ini).

You know, I can just say beer in bottle has different taste to beer in a can from the same brand and they agree about it. Tapi ketika hal ini saya sampakan ke teman2 lama, mereka menganggap saya aneh dan ada2 aja.