Sabtu, 20 Desember 2008

Malaikat yang memberi, tanpa mengharap kembali

Pernah denger quotation seperti ini "Treat People the Way You'd Like People to Treat You" ? Very popular I bet. Bertahun2 saya percaya dengan konsep tersebut. Saya memperlakukan orang lain dengan baik, sebagaimana saya ingin diperlakukan oleh orang lain. Jika ada teman yang susah, saya sebisa mungkin menolong, karena siapa tau kalau saya kesusahan nanti, saya butuh pertolongan nya.

Ibu saya pun terus menerus mem brain-washed saya dengan kalimat2 serupa, "pergilah bezook temen kamu yang sakit, kalo kamu sakit nanti, kamu pasti akan senang kalo teman kamu datang". Ibu saya pun akan menyiapkan segala macam untuk saya bawakan untuk teman saya yang sakit itu.

Kenyataan tidak selamanya seperti scenario yang kita ciptakan. Disaat saya terkapar sakit, apakah ada yang datang membezook ? Jawabannya : tidak satupun dari teman2 saya yang saya anggap dekat. Justru hanya teman2 yang saya anggap 'biasa' yang datang berkali2 dengan susah payah menjangkau area rumah saya yang termasuk dipinggiran kota. Susah dijangkau karena teman saya yang 'biasa' itu hanya memiliki motor saja. Teman 'biasa' saya yang lainnya menunggui saya menjalani berbagai proses menyakitkan di RS.

Lalu kemana kah teman2 dekat saya? Entah ada keriaan apa, serentak sontak mereka semua ada sesuatu yang lebih penting. Ada pekerjaan yang tidak bisa ditunda, ada acara keluarga yang sangat mendesak. Project yang tiada kunjung usai. Ya, sampai hari ini saya sakit sudah mencapai hitungan 14 bulan. Sepanjang itukah kesibukan mereka? Maaf saya jadi sinis.

Ibu saya berkata, "Disini kamu belajar siapa sebenarnya temanmu".

Sewaktu seorang teman sakit, saya selalu meluangkan waktu sepulang kerja untuk menghampirinya. Berusaha membuatnya nyaman, menjaganya. Padahal saat itu sayapun sedang tidak terlalu sehat. Tetapi compare to dia, saya masih lebih kuat. Bagi saya, sesedikit apapun waktu yang ada bisa saya siasati. Yang penting saya punya niat baik. Menolong sesama tanpa diminta.

Berhubung saya manusia biasa, saya sangat mengharapkan perbuatan baik sebagai balasan kebaikan saya. Saya bukan malaikat, yang memberi tanpa mengharap kembali.