Jumat, 23 November 2007

Jonkoping yang Dingin

Dingin. Menusuk ke tulang2 ku. Aku mengintip dari balik tirai jendela kamar. Hutan pohon2 tinggi tidak jauh dari lapangan kosong sekitar rumah ini. Aku melirik jam di meja, pukul 11 siang. Tapi diluar seperti masih jam 5 pagi di Jakarta. Mungkin karena ini di kutub kali ya.
Dengan malas aku bangkit dari ranjang, dan mengenakan sweatshirt tambahan. Keluar dari kamar. Aku bingung mau kearah mana. Aku mendengar suara air keluar dari keran, mengucur. Aaah, ternyata Niklas sedang mencuci piring dan gelas. Aku memandanginya beberapa saat. Aku baru menyadari, ada yang berbeda dari Niklas. Ya, dia memakai anting. Niklas telah menyiapkan breakfast untuk ku. Potongan2 buah dan beberapa lembar roti dan keju. Aku meraih cangkir dan membuka2 beberapa lemari diatas kepala ku. Mencari botol kopi. Aroma kopi langsung menyergap hidungku. Tak seharum kopi aceh, tapi cukup lah untuk menghangatkan diri danmembuka mataku.

Selama menikmati breakfast, aku mulai bawel. Banyak sekali yang aku pertanyakan. Aku dan Niklas bertemu di Jakarta lebih dari 10 tahun yang lalu. Kami mempunyai the same interest, terutama terhadap laki2. Ya, aku menyukai laki2 sudah pasti. Dan Niklas juga menyukai laki2 yang aku sukai. Niklas adalah seorang lelaki baik, yang telah menjadi teman baikku. Walau kami hanya bertemu beberapa kali dalam 10 tahun terakhir ini.

Hari ini Niklas akan mengajakku untuk menemui teman2nya. Kami akan berkunjung kerumah seorang teman. Kebanyakan orang di Jonkoping tidak pergi ke coffee shop untuk hangout, karena itu mahal sekali. Wah, di Jakarta aku bisa hampir setiap hari pergi minum kopi di coffee shop. Pemborosan.

Teman2 yang seru dan menyenangkan. Mereka antusias sekali bertanya tentang Indonesia sekarang. Beberapa dari mereka sudah pernah ke Indonesia dan sangat ingin kembali lagi. Aku jadi tergoda untuk pulang. No way, not now. Sore itu kami habiskan hanya dengan berbincang2.
Sudah pukul 9 malam. Aku dan Niklas sedang menyusun rencana kerja. Huahahaha. Rencana jalan2 tepatnya. Niklas mengatakan kalau selama 2 minggu pertama, aku akan dibawanya berkeliling. Mengenal dan menghapal jalan. Terutama ke daerah tempat kami akan membuka stall makanan. Niklas juga telah mengurus semua ijin resmi. Walaupun di kota kecil, maslah sanitasi sangat penting. Untuk membuka stall makanan harus melewati banyak tahap seleksi, terutama kebersihan tempat dan bahan makanan. Aku sungguh excited menuggu semua terwujud.

Aku menyempatkan diri mengecek email sebelum tidur. Wah, seorang teman baikku dari Indonesia yang sekarang menetap di Tromso akan berkunjung. What an effort! Tapi tetap lebih murah daripada dia mengunjungiku di Jakarta.

Ngantuk. Dingin. Aku masuk kembali kedalam selimutku. Mataku mulai terpejam, pikiranku melayang entah kemana....

Tidak ada komentar: